Sisik batu tidak hanya diterapkan pada fasad, tapi juga interior. Misalnya, dinding ruang keluarga. fot-foto: Muhammad Sagithabatampos – Bila merujuk ilmu zoologi, sisik pada beberapa jenis hewan merupakan lapisan terluar yang keras dan berhelai-helai untuk melindungi bagian dalam tubuhnya. Prinsip itu mendasari Muhammad Sagitha membuat ”sisik” pada hunian yang terletak di kawasan Jakarta Selatan ini.
Bangunan asli rumah tersebut berdiri sejak tahun 90-an. Namun, pemilik rumah menginginkan desain yang lebih modern dan penambahan kebutuhan. Alhasil, Sagitha pun mempertahankan struktur asli rumah tersebut, kemudian ”mengulitinya” untuk membuat bukaan-bukaan besar ke arah taman.
Masalahnya adalah dua sisi rumah tersebut menghadap ke arah terbit dan terbenamnya matahari. Sagitha menyodorkan solusi dengan membuat screen yang terbuat dari batu lokal basalto.
’’Awalnya sempat kepikiran kayu, tapi untuk daya tahannya, lebih lama batu.
Dan, batu basalto ini secara kekuatan lebih keras dibandingkan batu lokal lainnya,’’ kata Sagitha kepada JP Group, belum lama ini. Yang unik adalah bentuk susunan batu basalto tersebut. Lempengan batu basalto dipasang secara vertikal dengan sedikit miring dan agar bertumpuk, persis seperti sisik pada hewan. Karena itulah, Sagitha menyebutnya sisik batu. ’’Rumah yang sehat adalah rumah yang mendapat sinar matahari dan sirkulasi udara yang cukup, sisik batu bertujuan mendapatkan hal tersebut,’’ terang principal architect ArMS tersebut.
Sisik batu berfungsi sebagai second skin. Di baliknya terdapat space kecil, kemudian dinding biasa yang dilengkapi dengan jendela. Misalnya, kamar di lantai 1.
’’Tergantung ruangan itu mau pakai AC atau tidak. Kalau tidak mau pakai AC, misalnya saat pagi, tinggal buka jendela nanti angin masuk lewat kisi-kisi basalto itu,’’ kata Sagitha.
Di sisi lain, sisik batu basalto berhasil membuat fasad berbentuk dua buah kubus itu tidak monoton. Warna abu-abu tua batu basalto juga tampak serasi dengan dinding polos yang didominasi warna abu-abu muda. Ditambah dengan material kayu yang diterapkan pada beberapa spot, baik interior maupun eksterior.
Sisik batu tidak hanya diterapkan pada fasad, tapi juga interior. Namun, fungsinya lebih ke arah estetika. Misalnya, yang tampak pada area ruang keluarga. Dindingnya berhiasan sisik batu yang sama persis dengan dinding pada area kolam renang outdoor. Dua area itu dipisah dengan pintu kaca yang dapat dibuka lebar.
BACA JUGA: Fasad dengan Secondary Skin, Mengondisikan Udara di Rumah Menjadi Lebih Baik
Sagitha mengatakan, sisik batu sengaja diterapkan di dua area tersebut untuk menciptakan ilusi ruangan lebih luas.
’’Nge-blend antara interior dan eksterior. Selain dinding, lantainya pun sama-sama dari kayu ulin. Jadi ruang keluarga itu terasa seperti semi-outdoor,’’ terangnya.
Sagitha juga memadukan batu basalto dengan material lainnya, yakni kaca. Hal itu diterapkan pada area kamar mandi utama dan toilet di bawah tangga.
’’Dibuat seperti itu agar toilet dan kamar mandi memiliki pencahayaan yang jauh lebih bagus,’’ ujarnya. (*)
HIGHLIGHTS
HALAMAN LAPANG
Sisik batu juga diterapkan pada area entrance yang memisahkan carport dan taman. Taman yang terletak di depan bangunan rumah tampak begitu luas. Menurut Sagitha, akan dilakukan pembangunan tahap kedua.
BATA CUSTOM
Area servis terletak di bawah dinding bata roster yang tampak di muka bangunan. Bata tersebut merupakan bata roster custom yang dibuat dengan tingkat kemiringan tertentu. Sehingga, air hujan tidak bisa masuk, tapi sinar matahari dan udara bisa melewatinya.
MASTER BATHROOM
Salah satu spot memikat di rumah ini adalah master bathroom. Terletak di lantai 2, Sagitha mendesainnya seolah terbuka dengan menerapkan dinding sisik batu dipadukan kaca. Serta terdapat jendela besar yang dilengkapi roller blind pada dinding di area bathtub. (*)
Reporter: JP Group