batampos – Pasien penyakit hipertensi bisa menjalankan ibadah puasa asalkan menjalankan pola hidup sehat, rajin kontrol ke dokter dan rutin minum obat.
Demikian saran dari ahli gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Fitri Hudayani, SST, SGz, MKM. “Kalau hipertensi yang masih sering melonjak tekanan darahnya, kemungkinan disebabkan karena tidak teraturnya minum obat hipertensi,” kata Fitri.
Melonjaknya tekanan darah tersebut, masih Fitri, harus diwaspadai dan disadari si pasien. “Jika sudah mengidap hipertensi maka kuncinya adalah rajin kontrol ke dokter, minum obat dan dipatuhi serta jalani pola hidup sehat,” jelas Fitri seperti dilansir Antara, Rabu (23/3).
“Artinya sebelum memasuki bulan suci Ramadan, silakan lakukan pengecekan dan konsultasi ke dokter dan mulai ubah pola hidup sehat,” sambungnya.
Lebih lanjut, Fitri mengatakan bahwa melakukan pengendalian akan jauh lebih baik untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan akibat hipertensi. Misalnya saja seperti serangan stroke.
Penderita hipertensi lebih sensitif mengalami keluhan saat menjalankan puasa. Mereka yang mengidap penyakit tersebut bisa saja mengalami kondisi seperti pusing, rasa berat pada tengkuk, mual, serta muntah.
Jika mengalami keluhan tersebut, tentunya hal itu akan mengganggu kenyamanan berpuasa. Untuk menghindari situasi tersebut, maka pengidap hipertensi perlu menjaga tekanan darah agar tetap terkendali. Selain itu, jika merasa sudah tidak kuat untuk menahan rasa sakit yang dialami, sebaiknya segeralah untuk berbuka dengan mengonsumsi air mineral.
“Jika kecenderungan tekanan darah kita tinggi, maka secepatnya lakukan tindakan penanganan dengan meriksakan diri. Karena hipertensi bukan sesaat saja. Biasanya memang sudah ada riwayat,” pungkasnya.
Untuk menjaga tubuh tetap prima di bulan suci Ramadan, Fitri pun menyarankan agar penderita darah tinggi atau hipertensi untuk beristirahat yang cukup, hindari stres dan berolahraga yang tidak memberatkan. (*)
Reporter : Antara