Jumat, 26 April 2024

Waspadai Saat Diare, Sulit Bedakan Diare Biasa & Hepatitis Misterius

Berita Terkait

Tips Merawat dan Memberi Perintah Anjing Pudel

Tips Mengatasi Anak yang Mengalami Tantrum

Ilustrasi sakit diare (medcare.ae)

batampos – Waspadai saat diare, sebab sulit membedakan diare biasa & hepatitis misterius. Diare bisa dialami anak maupun orang dewasa. Salah satu gejala awal hepatitis misterius adalah mual, muntah, dan diare.

Setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyakit hepatitis misterius sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), sebaiknya para orang tua harus waspada jika anak mengalami diare. Jangan tunggu sampai gejalanya berat.

Dokter Spesialis Anak yang juga Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Muzal Kadim mengatakan, diare menjadi salah satu gejala hepatitis misterius. Sulit membedakannya dengan diare biasa, karena memang gejalanya mirip.

Baca juga:Doctor Strange 2 Geser The Batman, Pekan Pertama Raup Pendapatan Rp 2, 7 Triliun

“Diare biasa dengan diare hepatitis misterius umumnya gejalanya mirip,” katanya kepada wartawan dalam konferensi pers bersama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (10/5).

Maka dari itu, agar tak berujung akut dan berat, orang tua diminta untuk segera membawa anak mereka ke dokter jika sudah ada gejala awal hepatitis. Sedikitnya ada 4 tanda yang menjadi gejala awal yakni mual, muntah, diare, dan demam. Jangan tunggu berlanjut sampai timbulnya gejala sakit kuning, maka itu akan berujung pada kondisi akut.

Diare secara Umum/Diare Biasa

Umumnya diare itu jika BAB terjadi lebih dari 3 kali sehari. Dan disertai dengan bentuk feses yang lunak hingga cair.

“Lalu diare secara umum biasanya semakin lama semakin cair, berbau lebih busuk dan menyengat, kadang berlendir, hingga berbusa. Para ibu semestinya tahu jika anak sedang mengalami diare, ada perubahan dengan fesesnya,” kata dr. Muzal.

Diare secara umum dibedakan menjadi 3 yakni akut (jika kurang dari 14 hari), persisten (jika lebih dari 14 hari), dan disentri (diare yang disertai darah). Diare biasa umumnya terjadi kurang dari 14 hari atau diare akut.

“Seseorang atau anak dikatakan diare, jika feses lebih lunak dan terjadi lebih dari 3 kali sehari. Kalau yang normal, orang BAB itu idealnya 2 kali seminggu sudah paling maksimal,” katanya.

Penyebab langsung diare umum adalah patogen rotavirus, bakteri salmonella dan juga e coli. Atau parasit jamur juga bisa.

“Adenovirus ringan secara umum, juga bisa,” katanya.

Diare pada Hepatitis Misterius

Umumnya kondisi diare ini diikuti dengan mual, muntah, dan demam juga. Sehingga memang gejalanya mirip dengan gejala diare biasa.

Hanya, ketika gejalanya sudah berlanjut, biasanya disertai gejala lanjutan. Gejala yang ditemukan pada pasien hepatitis misterius selain diare yakni mual, muntah, dan kencing berwarna teh.

Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran, segera periksakan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut. Dan juga gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Penyebabnya masih diselidiki. Pada 74 kasus ditemukan adenovirus sebagai penyebabnya. Namun sebagian juga dikaitkan dengan Covid-19.

“Masih belum jelas apa penyebabnya. Sebab adenovirus itu umumnya penyebab diare ringan. Makanya masih diselidiki,” tegasnya.

“Dan, kalau pada hepatitis A misalnya, diarenya lebih jarang dibanding mual muntahnya. Dan, sakit perut pada hepatitis A disebabkan adanya pembengkakan pada hati pasien,” jelas dr. Muzal. (*)

Reporter: JP group

Update