Sabtu, 20 April 2024

Tubuh Sehat Dimulai dari Saluran Cerna yang Bebas Bakteri dan Virus

Berita Terkait

Ilustrasi: makanan kaya serat baik untuk saluran cerna. (dok. JawaPos)

batampos – Tubuh sehat dimulai dari saluran cerna yang sehat. Artinya bebas bakteri dan virus. Hal ini dimulai dari pola makan yang sehat.

Caranya, dengan cukup menyediakan makanan yang kaya akan serat, memastikan cukup cairan, disertai olahraga yang teratur.

Selain itu, sistem pencernan perlu mendapatkan sumber probiotik. Itu adalah bakteri baik yang dapat ditemukan dalam makanan tertentu, yang membantu menjaga keseimbangan hidup mikro organisme secara tepat di saluran pencernaan.

Hal ini dikatakan Praktisi Kesehatan dan Senior Director Worldwide Nutrition Education and Training Herbalife Nutrition Susan Bowerman. Menurutnya, sistem pencernaan memiliki peran besar dalam tubuh. Mulai dari mencerna makanan menjadi nutrisi dan energi bagi tubuh.

”Saluran pencernaan bertanggung jawab untuk memisahkan dan membuang sisa makanan yang tidak bisa dicerna tubuh. Selain itu, saluran pencernaan adalah pemain kunci dalam kekebalan tubuh, karena dapat membantu melindungi tubuh dari serangan bakteri dan virus,” kata Susan Bowerman kepada wartawan, Rabu (11/5).

Menurut Susan, seseorang yang kerap mengonsumsi makanan olahan, makan dengan porsi terlalu banyak, hingga makan terlalu cepat, cenderung tidak terlalu memperhatikan hal itu sampai terjadi sesuatu yang salah.

Tapi kabar baiknya, jika kita menjaga pola makan dengan benar, kata Susan, saluran pencernaan dirancang dengan baik untuk merawat sistem tubuh secara alami.

Dia mengatakan, menjaga pola makan dengan nutrisi dan seimbang membantu menyehatkan semua sel-sel pada tubuh. Termasuk saluran pencernaan.

Baca juga : Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang Bantu Pulihkan Stamina Tubuh untuk Kembali Bekerja

Berikut tips menjaga saluran cerna yang sehat dari Susan.

1. Jangan Lupakan Serat
Serat adalah bagian struktural dari tanaman, yang bisa ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian seperti gandum atau beras merah. Orang dewasa harus makan sekitar 30 gram per hari, tetapi rata-rata orang dewasa hanya makan sekitar sepertiga dari itu.

Karena tuntutan gaya hidup yang sibuk, seperti saat sedang bepergian, cenderung tidak makan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian berserat tinggi yang lebih sering ditemukan di rumah. Berbagai jenis serat memiliki efek yang berbeda pada tubuh dan penting untuk mendapatkan banyak serat dari berbagai sumber.

Beberapa serat seperti yang ditemukan dalam makanan seperti apel, jeruk, kentang, gandum, dan kacang-kacangan dapat membantu mengurangi rasa lapar. Sedangkan serat yang ditemukan sayuran dan biji-bijian membantu memindahkan makanan melalui usus, sehingga mereka sangat membantu dalam mencegah sembelit.

2. Perlu 8 Gelas Air Sehari
Fungsi usus bergantung cairan yang cukup untuk menjaga sistem berjalan dengan lancar. Cairan membantu serat dalam makanan dalam proses pencernaan dan mendorong sisa makanan yang tidak dibutuhkan tubuh.

Selain itu, cairan juga dapat menghasilkan air liur serta membantu pencernaan untuk mengangkut nutrisi ke sel-sel tubuh. Oleh karena itu, mengonsumsi cairan yang cukup setiap hari sangat penting, tidak hanya untuk kesehatan sistem pencernaan tetapi juga untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Tubuh membutuhkan minimal 8 gelas cairan sehari di luar minuman berkalori lainnya (seperti teh atau kopi).

3. Probiotik Baik untuk Usus
Pada sistem pencernaan terdapat puluhan triliun mikroorganisme, yang terdiri dari berbagai macam-macam spesies bakteri. Secara keseluruhan organisme ini disebut probiotik, sedangkan ada beberapa koloni yang disebut mikrobioma usus.

Bakteri baik ini melayani berbagai fungsi tubuh. Mereka membantu tubuh mengekstrak nutrisi dari makanan, membantu dengan produksi vitamin tertentu, dan melindungi kesehatan saluran pencernaan dengan mencegah sesuatu asing yang berbahaya.

Tetapi ekosistem mini di usus ini dapat melakukan lebih banyak lagi. Ada bukti bahwa mikrobioma usus juga dapat memengaruhi berat badan, daya ingat, dan suasana hati, meskipun masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan dari penelitian- penelitian yang diterbitkan sejauh ini.

Probiotik dalam makanan dapat membantu meningkatkan keseimbangan dari berbagai bakteri yang berada di saluran pencernaan. (Serat makanan tertentu disebut prebiotik berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri baik). Salah satu bakteri probiotik yang paling umum yang berada di usus adalah Lactobacillus acidophilus, yang ditemukan dalam yogurt.

Selain yogurt, bakteri baik juga ditemukan dalam makanan fermentasi lainnya, seperti produk kedelai yang difermentasi (tempe), makanan acar dari mentimun atau kubis yang difermentasi (sauerkraut atau kimchi), serta suplemen makanan probiotik.

4. Olahraga
Olahraga dengan teratur mendukung kesehatan pencernaan dalam beberapa cara. Saat otot berkontraksi dengan menarik nafas yang dalam selama aktivitas, kontraksi alami otot usus akan dirangsang, yang membantu untuk memindahkan makanan melalui sistem tubuh.

Olahraga juga terkenal untuk meredam stres, sehingga dapat membantu mengurangi gangguan pencernaan yang terjadi sebagai respons terhadap emosi yang negatif. Hubungan antara usus dan otak menunjukkan bahwa menjaga sistem pencernaan dalam kondisi prima sangat penting untuk kesehatan dan kebugaran.

5. Menyatukan Semuanya
Langkah-langkah menjaga pola makan dan gaya hidup yang diambil agar tubuh tetap sehat, sama halnya menjaga kesehatan sistem pencernaan. Menjaga pola makan yang mengandung banyak serat dari buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian, hidrasi yang cukup, dan olahraga teratur adalah semua faktor kunci.

Jangan lupa untuk minum banyak cairan dan menambahkan sumber probiotik dalam makanan sehari-hari. Jika merasa tidak dapat memenuhi kebutuhan serat atau probiotik, cukup dengan menambahkan suplemen untuk menjaga pola makan.

”Terakhir, selalu luangkan waktu untuk menikmati makanan Anda. Makan dengan perlahan dan penuh perhatian tidak akan membebani sistem pencernaan, sehingga tidak mengganggu pencernaan yang sering disebabkan makan terlalu banyak dan terlalu cepat,” ucap Susan. (*)

Reporter : JP Group

Update