Rabu, 24 April 2024

Teknik Tanam Vertikultur Cocok Untuk Masyarakat Urban

Berita Terkait

Tips Mengatasi Anak yang Mengalami Tantrum

Peradangan Gusi Bisa Diobati di Rumah

PRAKTIS: Bertanam dengan menggunakan metode vertikultur. (ROBERTUS RISKY/JAWA POS)

batampos – Bagi masyarakat urban yang hobi bercocok tanam biasanya terkendala pada
lahan. Lahan sempit membuat mereka harus membatasi hobi.

Terobosan baru bertanam dengan menggunakan teknik menanam vertikultur bisa menjadi
solusi yang pas. Dikembangkan oleh Komunitas Muda-Mudi Surabaya (KMS) Kelurahan
Kendangsari, teknik menanam dengan cara vertikultur ini dapat dilakukan pada lahan
sempit.

“Metode menanam sayuran secara vertikultur ini bukan hal baru. Tren bercocok tanam
dengan teknik vertikultur ini kami bawa di Kelurahan Kendangsari,” papar Zubaidullah,
ketua Komunitas Muda-Mudi Surabaya (KMS) Kelurahan Kendangsari, kepada Jawa Pos.

Setiap orang dapat bercocok tanam dengan metode vertikultur. Hanya dengan lahan 30
sentimeter, warga bisa menanam kurang lebih 30 sayur. Caranya pun mudah. Hanya
dengan menggunakan pot, paralon berdiameter 5 sentimeter dengan ketinggian 1 meter–
1,25 meter, tanah, dan pupuk.

“Paralon setinggi 1 meter bisa untuk 20 sayur. Sementara itu, paralon setinggi 1,25 meter
bisa menghasilkan 28–30 sayur,” tuturnya.

Zubaidullah merawat tanaman sawinya dengan menggunakan metode vertikultur. Cara penanaman menggunakan teknik tersebut sangatlah mudah serta tidak membutuhkan lahan yang luas. f. ROBERTUS RISKY/JAWA POS

Tak sekadar menanam sayur, metode tanam vertikultur di pekarangan rumah juga bisa
menambah estetika. Hal itu menjadi daya tarik masyarakat. Kadang, bukan hanya sayuran
yang ditanam dengan metode vertikultur, tetapi juga bunga. ’’Jadi, seperti tanaman hias,’’
imbuhnya.

Menurut Ubaid, sapaan karib Zubaidullah, pengembangan metode tanam vertikultur di
kawasan tempat tinggalnya dimulai pada 2019. Sayuran dan bunga ditanam sendiri di
pekarangan rumah dengan lahan yang sempit. Teknik tersebut juga dikembangkan anggota
KMS Kelurahan Kendangsari. ’’Lalu, kami edukasi warga sekitar dengan memanfaatkan
lahan-lahan di sepanjang gang rumah,’’ ucapnya.

Metode tanam vertikultur dapat dimanfaatkan untuk menanam aneka sayuran. Umumnya,
warga menanam sayuran yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Mulai selada, sawi, kangkung,
bayam, tomat, cabai, bawang, hingga jagung. ’’Sayur-sayuran itu mudah dipanen sebulan
sekali. Kadang lebih cepat, bergantung jenis sayurannya,’’ jelasnya.

Berbeda dengan metode tanam hidroponik, metode tanam vertikultur jauh lebih mudah
dan minim biaya dalam bercocok tanam sayur. Hidroponik sendiri menggunakan media air.
Selain itu, dalam perawatannya, tanaman membutuhkan nutrisi yang harus dibeli dan
penggunaan listrik yang cukup mahal. ’’Kalau metode vertikultur lebih murah. Hanya pot,
paralon, tanah, bibit tanaman, dan pupuk bisa dengan kompos atau sisa air beras,’’
katanya. (*)

Reporter : Jpgroup

 

 

Update