batampos – Berawal dari ide untuk mengumpulkan dana charity bersama teman2 runner Sukalari, maka tercetuslah event BOR (Batam Outer Ring) CHARITY RUN, 11-12 Desember 2021 lalu.
Kegiatan ini mengelilingi jalan terluar kota Batam dengan jarak 50km, 75km, dan 105km selama 17 jam. Ternyata ide tersebut ditanggapi dengan sangat antusias para runners. Sehingga terbentuk panitia untuk mendukung keberhasilan acara tersebut.
BACA JUGA:
Mau Lebih Bugar, Ini Saran Ahli Untuk Perbaiki Gaya Hidup
Menstruasi Jangan Jadi Penghalang Berolahraga. Ini Rekomendasi Olahraga yang Disarankan Ahli
Akhirnya diputuskan 11 pelari untuk berlari dengan jarak 50Km, 1 pelari jarah 75Km, dan 3 pelari jarak 105Km dan beberapa pelari yang akan menemani di 10Km terakhir sebelum finish (running buddies).
Rusli Kurniawan (42 th), Ahua Yi (44 th) dan Gilbert Hoo (46 th) adalah tiga pelari yang berhasil menaklukkan 105 kilometer lingkar luar Pulau Batam selama 17 jam dengan berlari tanpa henti.
Ketiga pria penghobi lari ini berasal dari satu komunitas yang sama. Yakni, Komunitas Sukalari Batam. Menurut mereka, lari merupakan bagian olahraga atletik yang paling fleksibel. “Dapat dilakukan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja,” ujar Rusli ketika ditemui di bilangan Batam Center, Kamis (6/1/2022).
Rusli mengisahkan, kegiatan Batam Outer Ring bersama Komunitas Sukalari ini mereka adakan, selain untuk mencari sehat bagi sesama anggota, juga sekaligus menjalankan misi amal.Yakni membantu membangun rumah layak bagi warga prasejahtera Batam dengan menggandeng Organisasi Non-Pemerintah (NGO) Habitat for Humanity.
“Ide lari jauh ini hanya memakan waktu 6 minggu saja dari mulai wacana sampai eksekusi. Awalnya target lari 110 kilometer ternyata sampai finish hanya 105 km saja. Tujuannya komunitas kami, selain menyehatkan warga harus juga berguna untuk masyarakat.” ujar Rusli.
Selama enam minggu itu, terkumpullah dana sebesar Rp 113.519.970. Sumbernya? “Dari anggota yang beramal secara sukarela,” jelas Rusli.
Tak hanya itu, dana ini juga berasal dari sisa saweran anggota usai mereka makan atau kumpul bersama. “Sisanya jadi charity,” ungkap Rusli.
Ada juga yang berasal dari denda donasi sesama anggota. Ternyata selain berlari, komunitas ini juga sangat peduli lingkungan. Mereka mendukung kampanye NO PLASTIC STRAW ,mengurangi sampah atau penggunaan plastik di lingkungan komunitas mereka, khususnya sedotan plastik. Siapa yang tertangkap atau ketahuan memakai sedotan plastik dimanapun, harus membayar “denda” berlari 25, 30, sampai 35 kilometer. Ada teguran 1,2, hingga tiga.
“Kalau tak sanggup, ya wajib bayar denda Rp 10 ribu per kilometer. Ini wajib bayar. Kesadaran sendiri. Kalau tak mengaku, ada juga yang tertangkap kamera. Nah bukti sudah di tangan, ya bayar denda-lah,” ujar Rusli tertawa.
Dalam menjalankan misi amal, Komunitas Sukalari Batam ini memiliki kegiatan yang disebut Sukacharity. Saat mereka mengadakan acara Sukalari Batam Outer Ring Charity Run, dana operasional peserta berasal dari sponsor anggota dan juga kegiatan jual jersey. “Jadi dana operasional acara, tetap terpisah dari dana charity,” jelas Rusli.
Dalam penggalangan dana ini, misi dilaksanakan mulai Sabtu (11/12/2021) mulai pukul 16.00 WIB dan berakhir Minggu (12/12/2021) pukul 09.00 WIB keesokan harinya.
Ada pun rutenya dimulai dari Jembatan Raja Haji Ali Fisabilillah atau jembatan 1 Barelang, bergerak ke arah Bundaran Tembesi- Simpang Basecamp- Masjid Agung Riayat Syah – Mapolsek Sagulung – Marina City – Tanjungriau – Seiharapan.
Dari Seiharapan menuju Tiban – Southlink- Kawasan Kota Mas Baloi- Baloi – Batuampar – Bengkong. Lalu menuju Pasir putih- Bundaran BP Batam Center- kawasan Orchard podomoro – Bukit Cikitsu – Botania – Kampungbelian – Nongsa (Nuvasa Bay) – Batu besar – Kabil – Punggur – Bumi Perkemahan Pramuka – Dam Duriangkang – Piayu – Puncak Bukit Mangsang – Dam tembesi – dan finish kembali ke garis start di Jembatan 1 Barelang.
“Sesuai namanya, Batam outer ring. Rute ini, kami sebisa mungkin meminimalisir jalan raya, memilih jalur warga. Rute yang indah dan bermakna. Jalur ini lebih berarti,” ujar Rusli.
Rute ini menjadi jalur lari yang dilalui pertama kali oleh Komunitas Sukalari Batam. Belum ada komunitas lain pun yang melaluinya selain pecinta sepeda.
“Awalnya teman mengira ini gila. Namun, kami membuktikan bisa melaluinya. Ya memang, cobaannya banyak. Hujan deras, dilakukan sore, malam, hingga pagi dengan kontur yang tidak sama. Manajemen heart-rate penting juga. Kesabaran iya juga.Segala cobaan yang datang, kami tetap putuskan lari hingga kembali ke garis start and finish. Tapi yang terpenting adalah dukungan dari teman2 runners, water station dan sponsor. Semua sudah bekerja keras untuk keberhasilan acara ini.” tegas Rusli.
Rusli mengatakan, dari kegiatan ini mereka bisa mendapatkan nilai positif, bahwa mereka telah melampaui diri mereka sendiri dalam hal kemampuan. “Ternyata endurance kita teruji. Ya mampu. Selama ini ada batasan diri, tapi kalau kita jalani dengan tekad dan disiplin ya pasti bisa. Apalagi tujuannya untuk amal,” ungkapnya.
Dalam misi ini, mereka membakar kalori rata-rata 6000- 8000 kcal. Total lari aktif tanpa jeda 14 jam 12 menit. Namun ditambah berhenti untuk makan dan minum menjadi 16 jam 59 menit. “Kami punya misi mencatatkan satu prestasi secara sukarela. Motivasi bersama dan motivasi sendiri. Hingga akhirnya, setelah lihat rute yang kami lewati, eh kok bentuknya seperti rute strong-man. Seorang pria berotot dengan kepal tangan ala strong man. Itu tak sengaja,” ujar Rusli.
Selain kegiatan Batam Outer Ring Charity Run ini, komunitas ini juga punya misi, Coast to Coast Charity Run dengan rute Batam-Bintan-Karimun di masa depan. Dengan harapan nilai amal yang mereka kumpulkan lebih besar dan bisa membantu warga atau kelompok yang benar-benar membutuhkan.
Komunitas Sukalari Batam sendiri, awal terbentuknya adalah kelompok kecil dari warga Sukajadi. Mendirikan Sukajadi Running Club dengan kawasan Sukajadi sebagai rute berlari. Jadwalnya, Selasa-Kamis-Sabtu-Minggu.
Semakin banyak anggota yang ikut, akhirnya namanya berubah menjadi Komunitas Sukalari. Dengan begitu, tidak terikat hanya warga Sukajadi saja melainkan siapa saja boleh bergabung. Mereka kerap berkumpul. Selasa-Kamis-Sabtu lari di komplek. Minggu mereka akan mengadakan long run ke kawasan Sekilak. Bahkan berkembang, seluruh kawasan Kampung Tua di Batam sudah mereka jajal.
Dari lari itu, mereka banyak melihat berbagai kawasan, kehidupan warga sekitar, dan kondisi lingkungan yang butuh perawatan dan perhatian. Dari sinilah mereka tergerak hingga pada akhirnya, pada 23 Maret 2019 mereka menyatakan diri sebagai komunitas setelah official jersey pertama mereka cetak untuk masing-masing anggota aktif.
“Berangkat dari tiga orang, kini menjadi lebih dari 100 anggota,” ungkap Founder Komunitas Sukalari Batam, Ng See Yong di sela-sela penyerahan bantuan bangun rumah sebesar Rp 50 juta kepada NGO Habitat For Humanity.
Kini, komunitas ini hadir dengan anggota dari berbagai usia dan gender. Anggota tertua yakni Gan Kok hwa yang berusia 63 tahun, dan anggota termuda 20 tahun. “Kami mencari anggota yang aktif dan saling mendukung,” jelas Ng See Yong.
Aktivitas terbaru, komunitas ini juga akan mengadakan event tahunan Sukalari Trans Barelang Marathon 2021, kategori 21Km, 42Km dan 55Km pada Sabtu (8/1/2022) mendatang.
Beramal untuk Batam: Bersihkan Sampah di Pantai hingga Bangun Rumah
Dalam menjalankan misi amalnya, komunitas ini telah banyak membantu berbagai panti asuhan, rumah singgah, bangun rumah, hingga pemeliharaan lingkungan seperti membersihkan pantai dari sampah.
“Kami telah mengunjungi rumah singgah di Tanjungpiayu, beragam panti asuhan, membersihkan sampah di Pantai Nongsa, dan terbaru kami akan menyerahkan dana amal ini sebesar Rp 50 juta untuk membangun rumah warga yang kurang mampu,” ujar Ng See Yong.
Selain itu, komunitas yang sudah berpengalaman ikut event lari di Singapura, Bandung, dan Jakarta serta beberapa kota besar di Indonesia ini juga pernah menyumbangkan satu ton beras yang diserahkan kepada warga saat pandemi Covid-19, 2020 lalu. “Dalam melaksanakan charity, selain kegiatan sendiri, kami juga bekerjasama dengan yayasan terpercaya seperti True Love dan Habitat for Humanity Batam,” jelasnya.
Hasil amal Batam Outer Ring Charity Run ini diserahkan langsung ke Project Coordinator Habitat For Humanity Batam, Erikson Saragih. “Dana Rp 50 juta ini untuk bantuan membangun rumah satu warga yang tidak mampu di Kabil,” ujar Erikson saat ditemui tadi.
Kegiatan membangun rumah sederhana yang layak huni untuk warga yang kurang mampu menjadi tugas dari Habitat for Humanity.
Yayasan non pemerintah ini hadir sejak 2004 lalu di Batam, dan telah membangun lebih dari 1000 rumah hingga kini. “Selain rumah baru, peningkatan kualitas rumah seperti perbaikan sanitasi, air dan fokus pada peningkatan kualitas hunian dan unsur rumah sehat menjadi misi kami,” jelas Erikson.
Dia pun mengucapkan terima kasihnya kepada Komunitas Sukalari Batam yang telah menjadikan mereka sebagai mitra dalam membangun kehidupan yang layak bagi warga Batam yang membutuhkan. (*)
Reporter: Chahaya Simanjuntak