batampos.co.id – Sebagai penyakit menular berbahaya di Indonesia, demam berdarah dengue (DBD) perlu mendapat perhatian di tengah pandemi Covid-19.
Pasalnya, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, sampai Selasa (12/10/2021), jumlah kasus DBD mencapai 480 kasus.
Sebarannya merata di seluruh wilayah kecamatan di Kota Batam.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 lalu, jumlah kasus DBD ini mengalami penurunan.
Dimana, tahun lalu terdapat 528 kasus DBD pada periode yang
sama. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan, perlu mewaspadai kemungkinan peningkatan DBD karena memasuki musim hujan.
Kondisi musim hujan ini sangat memungkinkan memunculkan banyak genangan air.
Secara umum, nyamuk Aedes Aegypti senang tinggal di air yang relatif jernih, utamanya di bak-bak mandi.
”Untuk kasus kematian belum ada, dan semoga tidak sampai ada yang meninggal,” ujarnya, Rabu (13/10/2021).
Ditambahkan Didi, kasus DBD cenderung fluktuatif. Namun, saat musim hujan seperti sekarang ini, kejadian penyakit DBD akan meningkat.
Pada musim hujan, populasi aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.
Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit DBD.
”Kelangsungan hidup nyamuk aedes aegypti akan lebih lama bila tingkat kelembaban tinggi selama musim hujan sehingga masyarakat harus lebih waspada pada saat memasuki musim hujan,” ungkap Didi.
Berbagai upaya terus dilakukan Dinas Kesehatan Batam untuk penanganan kasus DBD ini.
Salah satunya dengan memberikan penyuluhan ke masyarakat, sampai peran juru pemantau jentik (jumantik) dengan programnya ’Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik’.
”Kita aktifkan kembali gerakan 1 rumah 1 jumantik,” kata Didi.
Adapun, tugas para jumantik ini menjadi mitra puskesmas dalam mencegah dan menurunkan angka penyakit DBD.
Selain itu, kader ini juga bertugas untuk memantau kondisi lingkungan sekitar dari penyebaran penyakit melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Didi mengimbau masyarakat berperan aktif mencegah DBD, dengan cara lebih peduli terhadap lingkungan.
Misalnya, membersihkan tempat-tempat yang kotor dan kumuh serta menggalakkan program 3M plus.
”3M Plus yaitu menguras, mengubur, dan menutup wadah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta menggunakan pelindung tambahan agar tak digigit nyamuk,” pungkas Didi.(jpg)