Selasa, 16 April 2024

Untuk Pasien Prediabetes, Ubah Gaya Hidup Terlebih Dulu

Berita Terkait

Ilustrasi melakukan olahraga ringan 30 menit setiap hari selama 5 hari dapat, baik untuk menjaga kesehatan tubuh. (dok. jawapos)

batampos – Untuk pasien prediabetes risiko ringan, dokter menyarankan mengubah gaya hidup terlebih dulu sebagai kiat intervensi awal.

”Seperti rutin berolahraga setidaknya 150 menit seminggu atau 30 menit setiap hari selama lima hari dalam seminggu, misalnya berjalan kaki, naik sepeda, atau berenang,” ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes dari Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, Sp. PD-KEMD dalam keterangannya.

Usaha lainnya dalam mengobati prediabetes yakni berusaha mengubah pola makan dengan diet yang bergizi seimbang dan mengelola stres.

Namun pada orang dengan prediabetes dan risiko tinggi, jika setelah tiga hingga enam bulan melakukan intervensi gaya hidup belum berhasil untuk mencapai penurunan berat badan yang diinginkan, maka bisa dikombinasikan dengan intervensi farmakoterapi, sambung Pradana.

Baca juga: Rutin Minum Teh Setiap Hari Bisa Turunkan Risiko Diabetes

Intervensi farmakoterapi adalah pemberian obat seperti dengan kandungan zat aktif metformin sebagai terapi obat lini pertama dalam strategi pencegahan prediabetes dan diabetes.

Studi yang dilakukan Kelompok Penelitian Program Pencegahan Diabetes (DPP) menunjukkan, perubahan gaya hidup dan intervensi medis dapat mengurangi kejadian diabetes pada orang yang berisiko tinggi penyakit ini dan manfaatnya telah dikonfirmasi dalam studi jangka panjang selama 10 tahun dan 15 tahun.

Prediabetes merupakan kondisi kadar gula darah yang lebih tinggi dari nilai normal, tetapi belum menyentuh kriteria untuk didiagnosis sebagai diabetes. Pasien prediabetes memiliki risiko lebih besar menjadi diabetes dibandingkan dengan orang tanpa prediabetes.

“Namun, tidak banyak orang yang menyadari kondisi prediabetes karena memang gejalanya yang minim sampai kemudian berkembang menjadi diabetes dan menimbulkan komplikasi,” tutur Pradana.

Baca juga: Jalan Kaki 2 Menit Setelah Makan, Turunkan Risiko Diabetes

Menurut dia, tanpa upaya pencegahan yang tepat, perkembangan prediabetes menjadi diabetes tipe-2 bisa terjadi lebih cepat. Sebab data menunjukkan tujuh dari sepuluh pasien prediabetes yang tidak diberikan intervensi akan progres ke diabetes.

Selain itu tidak perlu menunggu jadi diabetes, kondisi prediabetes sendiri sudah berisiko menimbulkan komplikasi kardiovaskular bila tidak ditangani dengan baik.

Komplikasi kardiovaskular serta progresi menjadi diabetes dapat dicegah dengan penanganan yang baik, salah satunya dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Risiko terkena diabetes tipe-2 dapat dikurangi hingga 58 persen dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, dan menurunkan berat badan.

Oleh karena itu Pradana menyebutkan semakin cepat menyadari risiko dan melakukan identifikasi prediabetes, semakin cepat orang-orang bisa melakukan perubahan untuk lebih sehat dan terhindar dari risiko diabetes dan komplikasi kardiovaskular.

Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin mengatakan, deteksi dini sebagai upaya pencegahan prediabetes dan diabetes menjadi penting, sehingga inilah yang melatarbelakangi Merck menyediakan platform penilaian risiko prediabetes secara daring melalui www.cekprediabetes.com.

Platform ini telah menjangkau pasien dengan risiko tinggi prediabetes dan lebih dari 174 ribu orang telah melakukan penilaian risiko prediabetes.

Dia menambahkan, dalam rangka peringatan Hari Diabetes Sedunia 2022, Merck telah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, salah satunya dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk melakukan edukasi yang dapat mendorong perubahan gaya hidup bagi para karyawan untuk memitigasi risiko diabetes. (*)

Reporter : Antara

Update