Jumat, 29 Maret 2024

THAIFEX – Anuga Asia 2022​​​​​​​Thailand Jadi Sarana Dapatkan Peluang Bisnis Baru F&B

Berita Terkait

Resep Nasi Uduk Ala Singapore Mudah dan Praktis

Resep Seblak Kwetiau Pedas Gurih

Pavilion Indonesia di sela gelaran THAIFEX – Anuga Asia 2022 yang berlangsung di IMPACT Muang Thong Thani, Bangkok pada Rabu (25/5/2022). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

batampos – THAIFEX – Anuga Asia 2022​​​​​​​ Thailand diyakini bisa menjadi sarana mendapatkan peluang bisnis baru Food & Baverage (F&B) bagi para pegiat industri kuliner. Acara ini
kembali digelar secara luring dan berlangsung di kawasan IMPACT Muang Thong Thani, Bangkok sejak 24 Mei hingga 28 Mei mendatang.

Managing Director Koelnmesse selaku penyelenggara pameran yang bekerja sama dengan Departemen Promosi Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Thailand (DITP), Kamar Dagang Thailand (TCC), Mathias Kuepper mengatakan, kesempatan ini didapatkan setelah dua tahun akibat pandemi COVID-19 .

“Saya berpendapat tujuan penyelenggaraan event ini untuk memberikan orang-orang kesempatan yang tertunda selama 2 tahun. Memang bisa dilakukan online, tapi ini tidak sama (dengan offline), karena bila ingin menunjukkan suatu produk, menemukan partner bisnis baru, saya pikir akan sulit dilakukan online,” ujar dia kepada awak media Indonesia, Thailand dan Vietnam di Bangkok, Rabu (25/5).

Dia tak menampik industri F&B sangat terdampak COVID-19. Bisnis dan konsumen terganggu oleh biaya makanan yang tinggi, kekurangan makanan, limbah makanan, rantai pasokan dan masalah produksi.

Baca juga:Merawat Mawar Impor, Wangi Strong, Warna Cerah dan Adaptif

“THAIFEX – Anuga Asia 2022 menjadi platform yang membantu mengurangi tantangan ini dan mendorong nilai dalam industri F&B, memungkinkan bisnis ini berkolaborasi dan berinovasi dalam waktu singkat sehingga diharapkan berbuah peningkatan diversifikasi, adanya peluang pertumbuhan baru, inovasi baru dan penciptaan nilai bagi pemangku kepentingan,” kata dia.

Tahun lalu, perhelatan THAIFEX – Anuga Asia hanya bisa digelar sebagai acara domestik di Thailand dan menurut Kuepper ini menjadi perbedaan besar dengan tahun ini.

Sementara pada 2022, tercatat sekitar 1603 exhibitor berpartisipasi dalam acara atau dua kali lipat ketimbang tahun 2020. Dari jumlah ini, sebanyak 881 di antaranya berasal dari luar Thailand dan 27 dari mereka mewakili negara dan grup seperti Korea Selatan, Vietnam, Malaysia, Turki, Italia dan Indonesia.

Salah satu exhibitor asal Indonesia dalam perhelatan ini yakni PT. Kapal Api Global. Perusahaan holding yang menaungi tujuh unit bisnis dan sebelumnya pernah berpartisipasi dalam acara serupa beberapa waktu lalu itu berfokus berusaha mencari distributor di Thailand untuk memasarkan produk mereka di negeri gajah putih itu. Setali tiga uang, PT. Sumber Kopi Prima yang salah satunya memproduksi produk kopi dengan label Caffino juga membidik sasaran yang serupa.

Kendati begitu, tak semua dari mereka bisa hadir langsung, exhibitor dari China misalnya, sehingga memanfaatkan platform virtual sebagai alternatif, menunjukkan bisnis mengambil tindakan untuk mengatasi keterbatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir tiga tahun terakhir.

“Dan bisa dilihat di sini, kami bisa kembali (karena keterbatasan perjalanan bisa diatasi) dan ini masih cukup kecil karena negara seperti China, Taiwan cukup sulit (datang). Tetapi yang lain bisa datang. Sangat menyenangkan bisa kembali bertemu secara tatap muka,” ujar Kuepper.

THAIFEX- Anuga Asia secara khusus dihelat untuk memenuhi kebutuhan operator dan inovator industri Food and Beverage (F&B), sekaligus mengajak konsumen dan pengunjung menyaksikan perubahan wajah industri makanan dan minuman.

Akibat pandemi COVID-19, operator industri makanan diharuskan mengadaptasi bisnis mereka untuk menghadapi pasar F&B yang berubah. Untuk itu, mereka, khususnya yang berfokus pada kategori kopi dan teh, fine food, layanan makanan, teknologi makanan, makanan beku, buah dan sayur, daging, beras, seafood dan makanan manis berupaya menampilkan pendekatan berbeda dalam merancang dan memproduksi produk mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Dalam kesempatan itu, Menteri Perdagangan Thailand Jurin Laksanawisit mengatakan, meskipun perdagangan internasional terkendala akibat pandemi COVID-19, industri F&B Thailand mampu melakukan ekspor lebih dari 260 miliar Baht atau setara Rp110,7 triliun pada kuartal pertama tahun 2022 atau tumbuh 28,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.

Thailand saat ini, menurut dia, termasuk negara pengekspor makanan terbesar ke-13 di dunia dengan pangsa pasar 2,3 persen atau terbesar keempat di Asia.

“Kesuksesan ini berasal dari upaya kerja sama tim melalui mekanisme perdagangan sektor publik dan swasta, khususnya Komite Konsultatif Gabungan Sektor Publik dan Swasta untuk Perdagangan. Salah satu hasil mekanisme ini yakni jaminan pada dunia bahwa produk Thailand khususnya dari industri makanan dan pertanian, aman dan bebas COVID-19,” kata Laksanawisit.

Dia juga mengatakan, kunci lain kesuksesan ini antara lain kebijakan transformasi “Thai Food” menjadi “The World’s Food” sebagai respon atas tren masa depan terkait konsep keberlanjutan, serta mengembangkan berbagai promosi perdagangan internasional untuk memenuhi perubahan permintaan pembeli internasional, salah satunya melalui gelaran THAIFEX – Asia Anuga 2022 bertajuk “Re-imagine the Future of Food & Beverage Industry”.

Kuepper berharap, selain peluang bisnis, acara ini juga bisa menghasilkan penemuan produk baru untuk mendorong produksi industri makanan.

“Saya kira itu adalah bagian menarik dari industri makanan yang bergerak secara terus-menerus di mana konsumen mencari temuan baru. Itulah tujuan dari event ini. Saat anda datang ke event ini Anda akan menemukannya dan belajar,” demikian ujar dia.(*)

Reporter: antara

Update