Senin, 6 Mei 2024

Serabi Tak Hanya Berasa Manis

Berita Terkait

Indonesia terkenal dengan kuliner tradisionalnya yang khas, salah satunya serabi (Foto : Freepik).

batampos – Siapa yang tak kenal dengan Serabi? Jajanan pasar yang memiliki rasa manis ini merupakan jajanan kudapan yang paling mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional. Namun seiring inovasi para penjual, serabi tidak hanya berasa manis. Namun banyak variasi rasa.

Serabi juga sering dianggap sebagai pancake versi lokal. Bahan dasar adonan serabi pada umumnya adalah tepung beras, pandan, gula, santan, garam, dan vanila (opsional).

Baca juga:Lima Anak Bulu Jadi Terkaya di Dunia, Dapat Warisan sampai Rp 4 Triliun

Serabi pun diketahui memiliki berbagai macam nama tergantung dari bentuk dan daerah asal seperti surabi Bandung yang menggunakan toping oncom sehingga menghasilkan cita rasa pedas dan manis.

Serabi Solo yang menggunakan toping dengan dominan rasa manis. Kue ape atau serabi-nya Jakarta yang bagian pinggirannya kering dan memiliki ciri khas bagian tengah yang menggembung.

Ada juga serabi Cirebon yang berbentuk bulat pipih dan memiliki rasa gurih karena hadir dengan aneka topping seperti oncom, telur, tauco, hingga tempe orek.

Serabi Bali yang lebih dikenal dengan nama Jaje Laklak, yang identik dari serabi ini karena warna hijaunya dan hanya diberi parutan kelapa dan siraman saus gula merah.

Kemudian varian serabi kalibeluk dari Batang, Jawa Tengah yang konon sudah ada sejak kerajaan Mataram. Serabi kalibeluk hadir dengan cita rasa asin dan manis.

Dilansir dari Wikipedia, jajanan ini beberapa kali disebut dalam Serat Centhini, yang ditulis para pujangga keraton Surakarta selama 1814-1823 atas perintah Pakubuwana V sebagai sesaji dalam prosesi ijab atau pernikahan, ruwahan, dan terutama kudapan. Pada tembang (pupuh) ke-157 bait 18, diceritakan bahwa serabi merupakan salah satu dari sekian banyak jenis jajanan yang dijajakan di halaman rumah pada saat pertunjukan wayang kulit di malam hari.

Secara tradisional, di beberapa tempat di Jawa dan Lampung, serabi dimasak menggunakan periuk tanah liat kecil dan dipanggang di atas tungku arang. Sedangkan serabi modern, di Solo misalnya, dimasak menggunakan wajan kecil.

Sementara itu, seiring perkembangan zaman, banyak penjual yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai topping seperti sosis, keju, maupun mayones dengan tujuan mematahkan asumsi serabi adalah makanan yang terkesan rendahan. (*)

Reporter: jpgroup

Update