Kamis, 28 Maret 2024

Nyeri Pinggang Akibat Saraf Kejepit Jangan Dianggap Sepele, Ketahui Gejala dan Pengobatannya

Berita Terkait

Sarat Nutrisi, Kurma Cocok Dikonsumsi Setiap Hari

Tentang Makan Malam

Ilustrasi nyeri pinggang karena saraf kejepit. (Istimewa)

batampos – Nyeri pinggang akibat saraf kejepit jangan dianggap sepele. Karena jika dibiarkan akan menganggu hantaran listrik sistem saraf ke otak.

Akibatnya menyebabkan kesemutan, otot di bagian paha menjadi lemah, muncul rasa nyeri yang dapat menganggu aktivitas.

Hal ini diungkapkan Dokter spesialis anestesi yang berpraktik di Klinik Nyeri KL Klinik dr. Ketut Ngurah Gunapriya, Sp.An, KIC, FIPM, CIPS. Menurutnya saraf kejepit merupakan kondisi berbahaya yang menyiksa.

Hernia Nucleous Pulposus (HNP) atau saraf kejepit, lanut dr. Ketut Ngurah Gunapriya, merupakan masalah yang sering terjadi di area tulang belakang, umumnya bagian punggung bawah atau pinggang. ”Kondisi ini dapat terjadi ketika saraf di area tulang belakang tertekan oleh jaringan sekitarnya,” jelasnya.

Baca juga: Jalan 10 Ribu Langkah Sehari untuk Hindari Penyakit Tak Menular

Gejalanya

Saraf kejepit dapat menimbulkan rasa nyeri, baal, dan otot bagian tulang belakang yang melemah. Semua orang berisiko mengalami saraf kejepit.

Biasanya ditandai dengan rasa nyeri di area tubuh tertentu, termasuk di area pinggang. Meskipun begitu, beberapa orang masih sulit membedakan nyeri pinggang biasa dengan yang berbahaya.

Faktor Risiko

Faktor risiko saraf kejepit umumnya dialami mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Memiliki berat badan berlebih. Genetika, beberapa orang mewarisi kecenderungan untuk mengalami HNP atau saraf kejepit.

Merokok, karena merokok dapat mengurangi suplai oksigen ke disk tulang belakang. Sehingga menyebabkan tulang belakang lebih rentan rusak. Duduk dalam waktu yang lama juga memicu.

“Saraf kejepit sebaiknya tak dianggap remeh, karena jika terus dibiarkan akan menganggu hantaran listrik sistem saraf ke otak, sehingga menyebabkan kesemutan, otot di bagian paha menjadi lemah, muncul rasa nyeri yang dapat menganggu aktivitas. Bahkan, bisa menyebabkan kelumpuhan,” kata dr. Ketut Ngurah Gunapriya kepada wartawan baru-baru ini.

“Apalagi jika rasa nyeri tak hilang dalam waktu berbulan-bulan hingga menahun, nah itu bisa jadi warning sign adanya saraf kejepit. Untuk itu, segera lakukan konsultasi dengan dokter,” tambahnya.

Beda dari Nyeri Pinggang

Pada umumnya nyeri pinggang biasa akibat aktivitas sehari-hari dapat hilang dengan sendirinya, atau muncul beberapa saat saja. Namun, saraf kejepit umumnya disertai kesemutan di area kaki. Melemahnya otot-otot di bagian paha atau kaki. Muncul nyeri tajam di pinggang yang menjalar ke area kaki.

Pengobatan Saraf Kejepit

Ia memaparkan bahwa untuk mengatasi sekaligus mencegah saraf kejepit, melakukan pemeriksaan dengan dokter. Pemeriksaan pada saraf kejepit biasanya dilakukan setelah melakukan konsultasi.

Biasanya dokter akan menyarankan pemeriksaan deteksi HNP dengan CT-Scan atau MRI untuk mengetahui ada atau tidaknya saraf kejepit. Setelah itu, dokter akan memberikan beberapa pilihan pengobatan yang sesuai dengan tingkat keparahan saraf kejepit.

Ada pula teknik pengobatan modern yang aman dan efektif tanpa pembedahan atau operasi. “Kalau sudah parah ya kita lakukan pengobatan dengan tindakan medis, operasi itu pilihan terakhir,” katanya. (*)

Reporter : JP Group

Update