Kamis, 25 April 2024

Minyak Zaitun Cegah Jentik Nyamuk DBD Berkembangbiak

Berita Terkait

Tips Merawat dan Memberi Perintah Anjing Pudel

Tips Mengatasi Anak yang Mengalami Tantrum

Ilustrasi: Kasus demam berdarah (Istimewa)

batampos – Minyak Zaitun ternyata bisa mencegah jentik nyamuk jenis Aedes aegypti berkembangbiak di tempat penampungan air. Hal ini disampaikan Abdul Syakur, Manajer Operasional perusahaan jasa pengendalian hama Fumida dalam keterangan resminya.

”Perlu diingat kembali bahwa dalam mencegah DBD, kita harus memberantas sarang nyamuk yang akan sangat efesien bila dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M,” jelasnya.

Namun ternyata di samping 3M, ada cara lain yang, menurut Syakur, cukup ampuh dalam mencegah DBD. Bukan hanya itu, cara ini juga diyakini bisa membuat proses perkembangbiakan nyamuk melambat.

Caranya adalah dengan meneteskan minyak zaitun di wadah penampungan air.

Syakur menegaskan, nyamuk Aedes aegypti suka berkembang biak di genangan air bersih. ”Karena nyamuk sangat betah berlama-lama di genangan air, maka cukup tuangkan sedikit tetesan minyak zaitun pada wadah penadah air hujan,” ujarnya lagi.

Tetesan minyak zaitun yang mengapung di atasnya, kata Syakur, akan mencegah jentik nyamuk untuk berkembang biak.

Baca juga: Dipicu Obesitas, Hipertensi Mulai Ancam Anak Usia 6-16 Tahun

Tips tersebut, klaim Syakur, sudah didukung oleh keterangan dari Medical News Today yang menyebut jika bahan alami ampuh menghalangi indra penciuman nyamuk sehingga tidak akan mendarat di kulit untuk menghisap darah manusia.

Indonesia yang memiliki iklim tropis adalah tempat favorit bagi keberadaan nyamuk sehingga berpotensi menimbulkan berbagai jenis wabah penyakit, termasuk DBD.

Sepanjang 2022, berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, setidaknya sudah ada 50 ribu kasus DBD dengan korban jiwa sebanyak 448 orang yang tersebar di 451 kabupaten/kota.

Pencegahan DBD yang ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti sejatinya sudah disosialisasikan sejak dulu kala, bahkan kepada anak-anak SD lewat buku pelajaran. Praktik tersebut, yakni 3M yang merupakan kepanjangan dari menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk, terbukti masih efektif hingga saat ini.

”Namun penting diketahui bahwa nyamuk hanya butuh waktu 6-10 hari untuk bisa berkembang dari telur hingga nyamuk dewasa. Oleh karena itu diperlukan pembasmian nyamuk dengan skala besar agar keberadaannya benar-benar bisa dipastikan tidak lagi menjadi sumber kekhawatiran terhadap berbagai penyakit,” kata Syakur. (*)

Reporter : JPGroup

Update