Selasa, 8 Juli 2025

Kontribusi Hybrid Tembus 51 Persen, Suzuki Perkuat Komitmen di Segmen Kendaraan Ramah Lingkungan

Berita Terkait

batampos – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mencatatkan performa impresif pada penjualan mobil penumpang bulan April 2025. Untuk pertama kalinya, kontribusi model hybrid menyentuh angka 51 persen dari total penjualan ritel nasional Suzuki. Pencapaian ini menandai peningkatan signifikan sekaligus mencerminkan pergeseran perilaku konsumen Indonesia yang kini semakin berpihak pada kendaraan hemat energi dan beremisi rendah.

“Angka ini menjadi indikator kuat bahwa mobil hybrid bukan lagi alternatif, melainkan pilihan utama di tengah kondisi pasar yang kompetitif dan penuh tantangan,” ujar Randy R. Murdoko, Department Head of 4W Sales PT SIS, dalam keterangannya, Senin (19/5).

Sejak awal tahun, tren penjualan mobil hybrid Suzuki menunjukkan konsistensi pertumbuhan. Pada Januari 2025, kontribusi hybrid tercatat 46 persen, naik menjadi 47 persen pada Februari, dan mencapai 52 persen pada Maret. Menurut Suzuki, stabilnya tren ini menunjukkan bahwa teknologi hybrid semakin diterima dan dipercaya oleh pasar.

Didukung Produksi Lokal, Jadi Daya Tarik Konsumen

Kinerja penjualan model hybrid Suzuki sebagian besar ditopang oleh dua produk andalan yang dirakit di dalam negeri, yakni New XL7 Hybrid dan All New Ertiga Hybrid. Sepanjang Januari hingga April 2025, sebanyak 83 persen unit hybrid yang terjual merupakan hasil produksi pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat.

Produksi lokal memberikan dua keuntungan utama bagi Suzuki. Pertama, dari sisi logistik dan efisiensi biaya produksi. Kedua, dari sisi kepercayaan konsumen yang mengutamakan kemudahan layanan purna jual serta jaminan ketersediaan suku cadang.

“Faktor kedekatan manufaktur menjadi nilai tambah di mata konsumen. Mereka melihat bahwa investasi pabrikan dalam negeri menunjukkan keseriusan dan komitmen jangka panjang,” ujar Randy.

Ekspor Menjadi Pilar Kedua

Tak hanya menyasar pasar domestik, Suzuki juga mengandalkan kedua model hybrid tersebut sebagai komoditas ekspor. New XL7 Hybrid dan All New Ertiga Hybrid telah dikapalkan ke sejumlah negara, termasuk kawasan Asia Tenggara, Oceania, dan Amerika Selatan.

Langkah ekspor ini sekaligus memperkuat kontribusi sektor otomotif terhadap kinerja neraca perdagangan nasional, sejalan dengan agenda pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur berbasis ekspor.

Pasar Fluktuatif, Hybrid Tetap Tangguh

Meski pasar otomotif nasional sempat mengalami penyesuaian pada April 2025, Suzuki menilai kondisi tersebut masih dalam batas normal. Dalam situasi demikian, justru model hybrid menunjukkan daya tahan yang lebih kuat.

“Memang ada sedikit koreksi pada angka penjualan secara keseluruhan, tapi dari sisi persentase, model hybrid tetap mencatat kinerja yang sangat positif. Ini menjadi sinyal kuat bahwa konsumen mulai melihat mobil hybrid sebagai investasi jangka panjang,” ucap Randy.

Langkah Strategis Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Suzuki menegaskan bahwa strategi elektrifikasi bukan sekadar respons terhadap tren global, melainkan bagian dari roadmap jangka panjang perusahaan untuk membangun ekosistem mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

“Popularitas model hybrid kami bukan hanya soal volume penjualan, tapi juga bentuk kontribusi nyata terhadap transisi energi bersih. Ke depan, kami akan terus memperluas penetrasi dan edukasi pasar agar manfaat teknologi hybrid dapat dirasakan oleh lebih banyak konsumen,” tutup Randy. (*)

Update