Kamis, 9 Mei 2024

Ilmuwan Ungkap Juli 2023 Jadi Bulan Terpanas Sepanjang Sejarah

Berita Terkait

Inovasi yang Terinspirasi dari Alam

Manfaatkan Turbin Ventilator di Rumah

Ilustrasi menghilangkan gerah karena cuaca panas (LOMBOK POST)

batampos – Kelompok ilmuwan resmi merilis temuan yang melaporkan bahwa Juli 2023 adalah bulan terpanas sepanjang sejarah. Jadi jangan heran terasa kalau cuaca belakangan ini terasa begitu panas? Jika iya, perasaan Anda tidak salah.

Sebuah studi yang dirilis pada Kamis (27/7) lalu memperkirakan bulan ini akan menjadi bulan terpanas sepanjang sejarah yang tercatat dalam 120.000 tahun, dengan suhu rata-rata sekitar 1,5 derajat celcius, lebih panas dari sebelum Bumi bertambah panas oleh pembakaran batu bara, minyak dan gas, serta aktivitas manusia lainnya.

Baca juga:20 Daftar Penyanyi Favorit Mahasiswa dengan IPK Tinggi

Suhu rata-rata global disebut bakal terus meningkat dan cuaca ekstrem akan memburuk, kecuali dunia secara drastis mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mencapai emisi net zero.

Pada Juli 2023, suhu rata-rata global diproyeksikan menjadi 1,3 – 1,7 derajat celcius di atas suhu rata-rata bulan yang sama sebelum manusia menghangatkan Bumi. Perkiraan itu juga lebih panas dari rekor sebelumnya, Juli 2019, yaitu kenaikan 0,2 derajat celcius yang berarti hampir dapat dipastikan bahwa bulan Juli 2023 akan mencetak rekor suhu global baru.

Namun perlu dicatat, fakta perkiraan kenaikan suhu rata-rata pada Juli 2023 yang mencapai 1,5 derajat celcius tidak berarti bahwa dunia secara permanen telah gagal membatasi kenaikan suhu global hingga batas 1,5 derajat celcius yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement). Sebab, pemanasan rata-rata diukur dalam skala waktu jangka panjang.

Dengan fakta bahwa kenaikan suhu bulan ini berada pada tingkat maksimum jangka panjang yang telah disepakati mencerminkan fakta bahwa, meskipun batas tersebut belum terlampaui, tindakan untuk mengurangi emisi masih belum memadai dan dunia akan gagal menegakkan kesepakatan tersebut.

Analisis mengenai Juli 2023 sebagai bulan terpanas sepanjang catatan sejarah diterbitkan oleh Dr Karsten Haustein, seorang ilmuwan iklim di Universitas Leipzig, Jerman. Beberapa ilmuwan iklim lain juga sudah memperingatkan bahwa Juli 2023

kemungkinan akan menjadi bulan terpanas sepanjang catatan sejarah, tetapi analisis Dr Haustein yang pertama mengonfirmasi dan memperkirakan suhu rata-rata bulan tersebut.

Berdasarkan data awal, termasuk prakiraan suhu hingga akhir bulan, hampir dapat dipastikan bahwa Juli 2023 akan menjadi bulan Juli yang terhangat dengan selisih yang lebar dengan – 0,2 derajat celcius, (+/-0,1 derajat celcius) di atas catatan suhu sebelumnya.

“Tidak hanya akan menjadi bulan Juli yang terhangat, tetapi juga bulan terhangat yang pernah ada dalam hal suhu rata-rata global absolut. Kita mungkin harus kembali ribuan bahkan puluhan ribu tahun untuk menemukan kondisi hangat serupa di planet kita,” ungkap Dr Karsten Haustein, Ilmuwan Iklim di Universitas Leipzig melalui keterangannya.

Karsten melanjutkan, rekor tersebut muncul saat El Nino baru saja diumumkan di Pasifik tropis. Selain berkontribusi terhadap panas, alasan mendasar mengapa kita melihat catatan seperti itu adalah pelepasan gas rumah kaca dalam jumlah besar yang terus menerus oleh manusia. Karena efek El Nino baru sepenuhnya muncul pada paruh kedua tahun ini, Juni – dan sekarang Juli – kemungkinan akan diikuti oleh rekor bulan-bulan hangat lainnya hingga setidaknya awal 2024.

“Perubahan iklim yang dramatis seperti itu juga memicu gelombang panas laut dan benua yang belum pernah terjadi sebelumnya, meningkatkan risiko rekor suhu ekstrem yang memecahkan rekor di seluruh dunia. Tiongkok, Eropa Selatan, dan Amerika Utara semuanya mengalami rekor atau mendekati rekor suhu beberapa minggu terakhir ini. Begitu juga lautan Atlantik Utara,” lanjut Karsten.

Suhu tinggi pada bulan Juli 2023 juga membawa rekor ekstrem yang memecahkan rekor di seluruh dunia. Death Valley, Amerika Serikat (AS), mengalami malam terpanas yang pernah tercatat secara global, sedangkan Aljazair mencatat rekor malam terpanas di Benua Afrika.

Sementara itu, Tiongkok mengalami suhu tertinggi yang pernah tercatat. Di Phoenix, Arizona, AS, rekor suhu yang mencapai 43,3 derajat Celcius terjadi dalam 21 hari berturut-turut, sedangkan Roma, Italia, memecahkan rekor panas yang baru saja terjadi pada tahun lalu.

Rekor suhu lokal sepanjang masa juga dipecahkan di setidaknya 15 negara. Selain panas yang ekstrim, Juli 2023 juga membawa rekor hujan dan banjir mematikan di sejumlah negara termasuk Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, India, Pakistan, dan AS. Adapun, es di Antartika terus mencapai rekor terendah sepanjang tahun. (*)

Reporter: jpgroup

Update