Jumat, 29 Maret 2024

Air Tajin Hanya Mengandung Karbohidrat, Tak Bisa Gantikan Susu

Berita Terkait

Sarat Nutrisi, Kurma Cocok Dikonsumsi Setiap Hari

Tentang Makan Malam

Ilustrasi susu. (dokumen jawapos)

batampos – Air tajin selama ini (umumnya) secara tradisional dipakai untuk menggantikan susu. Meski warnanya sama dengan susu, air tajin bukanlah pengganti susu untuk anak kecil.

Para pakar menilai antara air tajin dan susu punya nilai gizi yang berbeda. Terlebih susu yang difortifikasi alias sudah mendapat tambahan zat gizi mikro tertentu.

Pencernaan anak pun dinilai masih lebih rentan terhadap benda asing termasuk air tajin, dibandingkan pencernaan orang dewasa. Apalagi jika faktor kebersihannya tidak diperhatikan.

Baca juga: Gizi Seimbang Hindarkan Anak dan Remaja dari Anemia

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK dari Universitas Indonesia dalam webinar kesehatan, Senin (31/10) mengatakan air tajin hanya mengandung karbohidrat.

”Air tajin itu dari (pembuatan) nasi, jadi hanya sumber karbohidrat,” kata Ray.

Bila anak hanya diberikan air tajin, zat gizi yang ia dapatkan hanyalah karbohidrat tanpa tambahan asupan gizi lain yang dibutuhkan untuk perkembangan anak.

“Kalau susu, terutama yang sudah difortifikasi, mengandung berbagai zat gizi mikro, jadi tidak bisa (digantikan) pakai air tajin,” ujarnya.

Baca juga: Bukan Susu, Kental Manis Hanya Topping Makanan

Sementara itu, Peneliti Ekonomi Kesehatan Mutia A. Sayekti, S.Gz, MHEcon mengatakan pencernaan anak lebih sensitif dibandingkan orang dewasa sehingga rentan terhadap benda asing, termasuk air tajin apalagi bila aspek kebersihannya tidak diperhatikan.

“Walau di tajin ada kandungan nutrisi bawaan, tapi itu bukan yang dibutuhkan paling prioritas bagi anak,” kata Mutia.

Orangtua harus memberikan nutrisi yang lebih pas, seperti makanan bergizi yang mengandung lauk pauk, sayur, buah serta susu sebagai tambahan.

Ray mengingatkan orangtua bahwa makanan padat tetap menjadi sumber nutrisi utama dan susu diberikan agar gizi yang tidak didapat dari makanan bisa masuk ke dalam tubuh.

Orangtua diminta menerapkan pedoman prinsip “Isi Piringku” yang mengandung gizi seimbang. Pedoman Isi Piringku mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur dan 1/3 buah. (*)

Reporter : Antara

Update