batampos – Memicu asam urat, makanan tinggi purin sebaiknya dihindari, jeroan salah satunya.
Dilansir National Institute of Arthritis, asam urat adalah produk limbah yang terbentuk ketika tubuh memecah purin.
Purin merupakan molekul yang terbentuk dari atom karbon dan nitrogen. Sebagai informasi, zat purin ini biasanya dipicu dan ditemukan dalam makanan dan minuman tertentu.
Oleh karenanya, makanan dan minuman yang tinggi purin dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Saat asam urat tinggi dapat menyebabkan gejala nyeri tak tertahankan. Biasanya kondisi tubuh bisa mengalami pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian.
Baca juga: 5 Asupan Nutrisi Seimbang
Semua sendi di tubuh berisiko terkena asam urat. Namun sendi yang paling sering terserang adalah jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.
Halo Doc menulis umumnya, penyakit ini lebih mudah menyerang pria, khususnya mereka yang berusia di atas 30 tahun.
Sementara pada wanita, asam urat dapat muncul setelah terkena menopause.
Karena pencetusnya dari makanan dan minuman yang tinggi purin, berikut beberapa makanan yang memiliki purin tinggi dan sebaiknya dikonsumsi dalam batas wajar bagi penderita asam urat.
– Daging merah, seperti daging sapi, kambing, dan babi
– Jeroan, seperti hati, ginjal, dan otak
– Ikan, seperti sarden, makarel, dan tuna
– Sayuran, seperti buncis, asparagus, dan bayam
– Minuman beralkohol, seperti bir, anggur, dan minuman keras
– Makanan dan minuman yang rendah purin
Semantara itu, makanan dan minuman yang rendah purin dapat membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Baca juga: 7 Tanda Anda Sudah Dewasa secara Emosional
Sebagai informasi, berikut adalah beberapa contoh makanan dan minuman yang rendah purin dan aman dikonsumsi bagi penderita asam urat.
– Daging putih, seperti ayam dan ikan
– Sayuran, seperti sayuran hijau, sayuran akar, dan buah-buahan
– Susu dan produk olahan susu
– Biji-bijian dan kacang-kacangan
– Teh dan kopi
Jika Anda mengalami gejala asam urat yang tak bisa tertahankan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan tepat. (*)
Sumber: Jpgroup