Rabu, 24 April 2024

Spandek Metal untuk Secondary Skin, Membuat Tampilan Hunian Unik

Berita Terkait

Fasad dengan secondary skin memakai spandek metal. (Studio Sae)

batampos – Pemakaian spandek metal dengan tekstur aslinya yang bergelombang menjadikan fasad rumah terlihat unik. Pemakaian spandek metal sebagai secondary skin ini juga memberi tambahan privasi bagi penghuni.

Pemakaian spandek metal ini dilakukan firma arsitektur Studio Sae dalam proyek hunian bernama Rumah Lumut Hijau di Depok Jawa Barat.

Menurut Tomy Arief selaku design director kepada Jawa Pos (16/12), penggunaan secondary skin dalam konstruksi bangunan cukup populer beberapa tahun belakangan. Materialnya bermacam-macam. Mulai bata roster, glass block, hingga spandek.

Pemilihan bahan spandek metal sebagai secondary skin untuk rumah yang dibangun di atas tanah seluas 100 meter persegi itu untuk untuk mereduksi panas dan mengondisikan udara menjadi lebih baik. ’’Karena beberapa ruangan menghadap ke sinar matahari langsung di waktu-waktu tertentu. Harapannya, second skin bisa nge-block panas tersebut,’’ kata Tomy.

Secondary skin untuk menutupi fasad awal pada hunian tersebut. Hunian memiliki fasad berbentuk persegi yang terlihat seperti dua massa bangunan dijadikan satu. Rupanya hal itu dilakukan untuk mengakali kontur tanah yang tidak rata. Terdapat perbedaan level pada tanah bagian kiri dan kanan.

’’Jadi, awalnya kavlingnya tidak sebesar ini, namun kemudian ditambah. Tapi, penambahan itu membuat adanya perbedaan level,’’ kata Tomy. Perbedaan level itu cukup signifikan, yakni sekitar 1,2 meter.

TAMAN (Studio Sae)

Akhirnya dibuatlah split level secara general. Dua massa bangunan itu juga difungsikan secara berbeda. Bagian massa yang besar menaungi area utama, yakni ruang keluarga dan kamar utama. Yang lebih kecil berfungsi sebagai area servis. Fasad tampak tidak membosankan dengan adanya secondary skin atau second skin yang juga memberikan tekstur secara unik.

Material spandek metal dipilih untuk second skin agar berbeda dengan yang lain. Dengan begitu, terlihat stand-out dan kontras dengan bangunan di sekitarnya. Selain itu, material spandek memiliki tekstur asli yang bergelombang sehingga menambah nilai estetika dan keunikan.

Tomy menjelaskan, fasad rumah dibuat dari tembok biasa. Kemudian dilapisi kerangka lagi, baru dipasangi spandek tersebut. ’’Selain sinar matahari, kalau ada hujan juga tertahan dengan spandek,’’ katanya. Spandek itu juga memungkinkan privasi pemilik rumah terjaga. Terlebih, rumah tersebut terletak sangat dekat dengan jalan raya yang cukup ramai.

Fasad depan dibuat cukup tertutup minim bukaan. Hanya ada beberapa jendela kecil yang tampak di sana. Bukaan lebih difokuskan menghadap ke samping. Dengan begitu, sirkulasi udara tetap terjaga, tapi tidak mengganggu kepentingan pribadi pemilik rumah. Spandek juga dinilai Tomy cukup durable jika pemasangannya tepat.

INTERIOR (Studio Sae)

Warna hitam dan abu-abu diaplikasikan pada fasad spandek tersebut, sesuai dengan keinginan pemilik rumah. Hal itu menciptakan kesan maskulin pada bangunan. Dua warna itu juga tampak serasi dengan struktur baja dan tangga extended metal di dalam rumah. ’’Secara look, orang suka menyebutnya industrial. Tapi, kalau saya pribadi menyebutnya naked karena mengekspos struktur apa adanya,’’ kata Tomy. (*)

Reporter : Jpgroup

Update