Jumat, 26 April 2024

Pola Makan Pengaruhi Daya Tahan Tubuh

Berita Terkait

batampos- Kiat bagi orang-orang untuk menjaga daya tahan tubuh di musim hujan dan mencegah terkena penyakit penyertanya, salah satunya dengan menjaga pola makan sehat.

Dokter lulusan Universitas Jenderal Soedirman dr Kristanti Diliasari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/11), asupan gizi yang seimbang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh.

Kristanti mengingatkan orang-orang memastikan mengonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, serta minum air putih yang cukup. Selain itu, rutin mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin B, vitamin C, seng, dan vitamin D.

Kemudian, membatasi konsumsi gula, garam, dan minyak yang berlebih dan mengonsumsi probiotik seperti yogurt, tahu, tempe, atau fermentasi sayuran seperti acar untuk membantu menjaga kesehatan usus agar sistem pencernaan tetap lancar.

BACA JUGA: Begini Cara untuk Berhenti Mengudap Makanan Manis

Selain asupan makanan, dia juga menyarankan orang-orang rutin berolahraga. Berbagai studi membuktikan berolahraga dapat memperbaiki mood. Selain itu, olahraga juga berperan dalam meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh.

“Luangkanlah waktu untuk berolahraga secara rutin agar tubuh tetap hangat, sirkulasi darah lancar, dan massa otot tetap terjaga,” kata Kristanti.

Hal lain yang perlu dilakukan yakni menjaga kualitas tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

Menurut jurnal dari National Sleep Foundation, rekomendasi waktu tidur per hari sesuai usia yakni 10-13 jam bagi anak berusia tiga hingga lima tahun, berkurang menjadi sembilan hingga 11 jam pada anak usia enam hingga 13 tahun, kemudian sembilan hingga 11 jam pada anak berusia 14 – 17 tahun.

Sementara pada dewasa berusia 18 – 64 tahun disarankan tidur selama 7-9 jam dan usia lansia lebih dari 65 tahun, direkomendasikan tidur selama 7 – 8 jam.

Kristanti juga menyarankan orang-orang mengelola stres. Menurut dia, terkendala karena hujan, banjir, dan kemacetan untuk berangkat beraktivitas seperti kerja, kuliah, atau sekolah seringkali membuat stres.

Oleh karena itu, manajemen stres yang baik sangat diperlukan agar tetap tenang menjalani kegiatan meski terkendala berbagai rintangan. Strategi fisik berupa relaksasi dapat diterapkan untuk menenangkan diri dari stres.

Hal lain yang tak kalah penting yakni menjaga tubuh tetap hangat. Tingginya intensitas hujan secara langsung menurunkan suhu udara. Membawa payung atau jas hujan, juga pakaian ganti saat perkiraan cuaca atau langit tampak mendung sebaiknya menjadi prioritas saat akan keluar rumah.

“Gunakan pakaian yang cukup tebal atau jaket. Selain itu, buatlah tubuh tetap hangat dengan meminum air hangat,” saran Kristanti.

Ilustrasi orang sakit flu (Pixabay)

Dia juga menyarankan orang-orang menjaga kebersihan diri dengan mandi dua kali sehari. Jika tubuh basah karena terkena air hujan, maka segeralah mandi hingga bersih dengan air hangat.

Orang-orang sebaiknya tidak lupa untuk selalu mencuci tangan secara baik dan benar dengan sabun dan air mengalir sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah ke toilet, serta setelah memegang alat, bahan, atau benda yang dipegang bersama-sama.

Selain itu, lakukan gerakan 3M rutin dengan menguras dan menutup bak air serta menimbun barang bekas atau benda yang memungkinkan menampung genangan air agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Saran berikutnya yakni melakukan vaksinasi. Kristanti mengatakan, musim hujan datang dengan sejumlah penyakit penyerta. Dalam kondisi ini, virus sangat mudah menyebar dan menular melalui tangan, tubuh, hingga masuk ke dalam sistem pernapasan.

Pemberian vaksin merupakan langkah preventif untuk melindungi tubuh dari virus penyebab influenza, COVID-19 dan lainnya. Studi menunjukkan vaksin influenza mengurangi risiko penyakit influenza secara keseluruhan dan memperkecil kemungkinan seseorang sakit parah jika memang terinfeksi.

Kristanti menambahkan, menjaga daya tahan tubuh sebaiknya dilakukan setiap saat dan dijadikan sebagai kebiasaan, bukan hanya saat musim hujan atau masa pancaroba saja.

“Jagalah kesehatan Anda dan keluarga setiap saat. Apabila mengalami gejala sakit yang tak tertangani, segeralah berkonsultasi ke klinik atau rumah sakit terdekat,” demikian pesan dia.

Penyakit penyerta di musim hujan
Pada musim hujan, suhu udara akan lebih dingin daripada biasanya. Suhu yang dingin memudahkan virus untuk berkembang biak dan berpindah tempat. Sementara itu, sistem kekebalan tubuh manusia bekerja lebih lemah pada suhu yang dingin. Akibatnya, virus lebih mudah untuk menginfeksi tubuh.

Selain itu, banjir menjadi media penyebaran bakteri dan virus yang lebih cepat. Kristanti menyebutkan beberapa jenis penyakit yang kerap mengintai saat musim hujan antara lain, salah satunya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti batuk pilek, radang tenggorokan, hingga COVID-19. Kandungan air yang tinggi di udara mendukung berbagai mikroorganisme berbahaya berkembang biak lebih cepat daripada di iklim yang lebih hangat dan lebih kering.

Selain itu, risiko penyakit lainnya yakni diare, yang merupakan gangguan buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair dan intensitas yang lebih sering dari biasanya. Diare terjadi karena adanya kontaminasi bakteri atau virus pada saluran pencernaan. Dalam kondisi hujan dan banjir, faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena diare adalah kurangnya akses terhadap air bersih, sanitasi lingkungan yang kurang baik, tidak menjaga kebersihan diri, serta mengonsumsi makanan yang tidak higienis.

Demam tifoid juga menjadi penyakit yang kerap mengintai saat musim hujan. Ini merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Bakteri ini biasanya ditemukan pada makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri ini juga dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi.

Saat musim hujan, terdapat banyak genangan air sisa hujan yang menjadi tempat nyamuk untuk berkembang biak, tak terkecuali jenis nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue. Tidak heran jika jumlah kasus demam berdarah kembali meningkat saat memasuki musim hujan.

Penyakit lainnya yakni Leptospirosis yakni penyakit yang disebabkan kuman leptospira yang berbentuk spiral kecil disebut spirochaeta. Bakteri yang menyebar melalui urine tikus ini dapat menembus kulit atau lapisan-lapisan kulit dalam (mukosa) manusia normal. Penyakit ini dapat menyebabkan kulit kekuningan, mukosa mengering, demam tinggi, sakit kepala, hingga diare atau sembelit. (*)

reporter: antara

Update