Jumat, 22 November 2024

Orang Tua Perlu Tanamkan Kesadaran Anak untuk Mengelola Keuangan

Berita Terkait

8 Kebiasaan Buruk Pemicu Penuaan Dini

Ilustrasi memberikan pemahaman kepada anak terkait mengelola keuangan. (Dite Surendra/Jawa Pos)

batampos – Belakang mulai banyak orang tua yang memberikan edukasi finansial bagi anak mereka sejak dini. Mengajak anak memahami literasi dan edukasi keuangan sejak usia dini sangat penting. Hal itu karena dapat membentuk perilaku dan kebiasaan keuangan anak ketika memasuki usia dewasa. Hal yang perlu di tanamkan sejak anak masih usia dini bahwa literasi keuangan adalah essential life skill. Dan, perlu dimiliki karena kita dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari baik dari mulai bangun tidur sampai kembali ke kamar tidur tidak terlepas dari transaksi keuangan.

Baca juga:Istri Mario Teguh Akui Terima Transfer Uang dari Pelapor, Kerja Sama Produk Skincare

Bicara mengenai kesadaran keuangan bagi anak usia dini, Alsi Mega Marsha Tengker atau akrab disapa Caca Tengker, menjadi salah satu orang tua yang juga mengajarkan hal tersebut bagi anaknya. Menurutnya, di zaman serba modern ini, mengajarkan kesadaran keuangan bagi anak tidaklah mudah.

“Begitu banyak sumber informasi yang didapat oleh anak dari dunia luar, dan orang tua tidak bisa mengatur atau menghalangi 100 persen informasi yang diserap anak,” jelas Caca di acara DXPO Talks by Danamon di Central Park Mall akhir pekan lalu.

Jadi, menurutnya, hal yang harus dilakukan oleh orang tua adalah mengajarkan anak mengenai skala prioritas. Caca menyebut, dirinya biasa menjelaskan mana barang yang sekiranya berguna dan menjadi prioritas untuk dibeli terlebih dahulu dan mana yang tidak. “Lambat laun, anak akan memahami dasar dari literasi finansial yaitu bisa membedakan kebutuhan dan keinginan,” lanjut Caca.

Psikolog berusia 34 tahun ini menekankan bahwa ilmu parenting itu tidak ada yang one size fits all, karena harus melihat kebutuhan dan perbedaan dari setiap anak. Sehingga, peran orang tua di sini adalah memahami keunikan dan karakteristik dari anaknya sendiri. Bagi Caca, ia selalu berupaya untuk menerapkan kesadaran kepada dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum ke anaknya. Ini penting agar orang tua lebih mudah menanamkan kesadaran kepada anaknya.

“Karena kita itu tidak bisa mengatur anak itu bakal paham atau tidak omongan kita. Yang bisa kita kelola adalah komunikasi kita, dari orang tua ke anak. Harus koneksi dulu, baru koreksi,” tegasnya.

Dari situ, anak dapat memahami apa yang dia alami atau rasakan secara penuh. Ketika anak menginginkan sesuatu dan melakukan tantrum karena keinginannya tidak dipenuhi, orang tua sebaiknya memvalidasi perasaan anak tersebut dahulu. Dengan memberikan validasi, orang tua dapat melakukan koneksi terhadap anaknya karena orang tua berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang anak. Namun memang, memberikan validasi bukan berarti mengiyakan semua kemauan anak tersebut.

Peran orang tua tetap harus bisa memberikan batasan, di sinilah ketika anak sudah merasa terkoneksi, orang tua harus bisa memberikan koreksi atas perbuatan anak. Caca Tengker selalu menerapkan koneksi terlebih dahulu baru mengoreksi.

“Apalagi dengan adanya media sosial, anak-anak semakin besar kemungkinannya untuk membanding-bandingkan apa yang ia punya dengan milik orang lain. Di sini pentingnya menanamkan kepada anak untuk belajar tidak membandingkan diri dengan orang lain, mensyukuri apa yang sudah kita punyai,” ujarnya.

Di sesi talkshow yang kebetulan bertepatan dengan Hari Anak Nasional yang lalu itu, Caca juga mengutarakan bahwa sulit untuk memberikan pengertian konsep value of money kepada anaknya, karena hal tersebut merupakan hal yang tidak dapat dipegang atau dilihat secara langsung. Jadi cara terbaik menurut Caca adalah, orang tua harus bisa memberikan contoh bagi anak-anaknya.
Apabila memang orang tua ingin mengarahkan agar anak tidak boros ketika berbelanja di mall atau ketika “lapar mata” melihat konten di internet, orang tua harus bisa memberikan contoh dengan tidak belanja secara impulsif. Dengan mengenalkan habit finansial kepada anaknya, Caca menegaskan hal ini akan mempengaruhi sifat dan tingkah laku anak-anaknya ketika dewasa kelak.

“Saya percaya dengan memberikan pengetahuan dengan benar, kita bisa membantu anak-anak menjadi mengerti bagaimana untuk mendapatkan sesuatu pasti perlu uang dan tidak bisa terus menerus mengikuti kemauannya, jadi anak lebih bisa bijak dalam mengelola uang, mereka juga jadi bisa ngebedain need vs want,” tegas Caca Tengker.

Menambahkan pendapat Caca tersebut, Susi Yuliendra, Liabilities Banking & Services Head, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, berkata bahwa pendidikan finansial sejak dini sangat penting. “Mengajarkan basic menabung itu perlu dilakukan sejak dini, dan orang tua hrs bisa memfasilitasi serta memberi contoh ke anak. Kesadaran finansial anak itu tidak terjadi dengan sendirinya, jadi orang tua juga harus memberikan contoh menabung,” jelasnya dalam kesempatan yang sama. (*)

Reporter: jpgroup

Update