batampos – Penyanyi Pradikta Wicaksono atau Dikta kerap menyuarakan tentang isu lingkungan dalam sejumlah kesempatan. Dikta
termasuk penyanyi yang memiliki kepedulian pada isu lingkungan. Dia kerap menyuarakan kepedulian lingkungan melalui lagu.
Dikta mengungkapkan, kepeduliannya terhadap isu lingkungan sejatinya sudah lama atau tepatnya sejak ia masih kecil. Kepeduliannya meningkat setelah membaca pemberitaan di media soal kerusakan lingkungan.
Setelah kini menjadi penyanyi yang dikenal oleh banyak orang, Dikta pun terobsesi untuk terus menyebarkan pesan positif kepada banyak orang untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Supaya keindaham alam ini dapat diwariskan ke anak cucu nanti.
Baca juga:Main Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 15, Tio Pakusadewo Lebih Mengenal Allah
Selain mejadi pembicara di acara talkshow tentang lingkungan dan alam, Dikta juga menyuarakan pesan ini melalui lagu. Dia berharap menjadi salah satu penyanyi yang menyuarakan pesan positif tentang alam dan lingkungan.
“Ada beberapa lagu yang saya buat tentang lingkungan dan alam,” ucap Dikta dalam acara yang diaelenggarakan Kiehl’s dan YKAN di bilangan Epicentrum Rasuna Said Jakarta Selatan Rabu (23/3).
Dia kini sedang membuat lagu untuk mengajak orang-orang lebih peduli pada isu lingkungan. Lagu ini digarapnya dengan baik. Sehingga rencananya lagu tersebut baru akan dirilis tahun depan.
“Dengan mereka mendengarkan musik saya, jadi lebih mudah lagi menyampaikan kampanye pelestarian ini,” katanya.
Selain itu, Dikta juga memberikan perhatian pada orang utan yang berada di Kalimantan supaya tidak punah. Dia memberi perhatian lebih pada orang utan di Kalimantan sebab jumlahnya paling banyak di Indonesia sekitar 50 ribu. Sementara di Sumatera hanya sekitar 14 ribu.
Kepedulian Dikta tersebut didasari pada kenyataan jumlah orang utan di Kalimantan kini semakin berkurang. Bahkan Badan Konservasi Alam Dunia (International Union for Conservation of Nature) memasukkan orang utan di Kalimantan dalam kategori kritis.
“Kalau orang utan nggak ada, keseimbangan di hutan pun akan berubah. Dan, pasti akan berpengaruh ke kita juga karena hutan Kalimantan paru-paru dunia,” paparnya. (*)
Reporter : Jpgroup