Selasa, 26 November 2024

Kiat Menghadapi Pemerasan via WhatsApp dan Medsos

Berita Terkait

Ilustrasi: Pemerasan digital (Istimewa)

batampos – Kiat menghadapi pemerasan via WhatsApp dan media sosial (Medsos) perlu anda simak. Ini semua untuk mengantisipasi agar tidak jadi korban pemerasan digital yang semakin marak.

Modus pelaku kejahatan Informasi Teknologi Elektronik (ITE) di era digital sekarang semakin beragam. Pelakunya tak melulu beraksi sendirian tetapi beroperasi di dalam jaringan.

Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan modus berkenalan via WhatsApp maupun media sosial lainnya, seperti Facebook. Sebagai contoh, jika sasaran korbannya adalah laki-laki, maka jaringan kriminal ini akan menggunakan perempuan sebagai umpannya.

Biasanya, sang cewek akan berlaku dengan agresif. Ia akan mengaku sebagai janda kesepian atau mengaku sedang tak harmonis rumah tangganya. Dari sana, sang penjahat biasanya akan memancing korbannya untuk membahas hal-hal yang menjurus ke ranjang. Mulai dari chat porno, sampai melakukan video call sembari membuka pakaian.

Baca juga:Idap Kanker Payudara, Nunung Berhenti Makan Daging

Ketika korbannya memakan rayuan tersebut, maka si perempuan akan segera melakukan screen capture yang nantinya akan digunakan untuk memeras korbannya. Mereka akan minta transferan sejumlah uang dan kadang pulsa atau kuota ponsel, dengan ancaman bahwa jika tidak dipenuhi maka screen capture syur tadi akan disebar. Hal yang sama juga berlaku jika korbannya adalah perempuan.

Hal itu sangat diperhatikan oleh investigator privat, Jubun. Malang melintang di dunia investigasi sejak 2008, Jubun mengatakan bahwa modus ini sebetulnya sudah tidak asing. Sayang, kurangnya edukasi membuat masih banyak orang yang terjebak.

Investigator privat, Jubun. (Istimewa)

Untuk mengantisipasi hal ini terjadi, kata Jubun, tiga hal ini bisa dicermati:

Jangan Tertipu Foto dan Mutual Friends

Ketika ada orang mengajak kenalan melalui medsos, kata Jubun, jangan tertipu dengan profile picture yang menggoda. Tak cukup itu saja, jangan tertipu juga oleh jumlah mutual friends yang ada. “Karena sebelum mengajak Anda berteman, pelaku terlebih dahulu menghubungkan diri mereka (add friends, Red) dengan teman-teman Anda yang lain. Ini supaya Anda tidak curiga,” katanya.

Perhatikan Unggahan Medsosnya

Jika pelakunya mengajak kenalan lewat pesan pribadi media sosial, perhatikan postingan-nya. “Perhatikan apakah ada banyak temannya yang berkomentar atau tidak. Tentu saja aneh jika fotonya adalah wanita cantik namun postingannya semua isinya makanan melulu. Ini penting untuk melihat apakah Akun tersebut asli atau akun palsu,” katanya lagi.

Jika Anda adalah orang yang sudah terlanjur masuk dalam perangkap ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

Berpikir Jernih

“Anda harus tenang agar bisa berpikir jernih dan logika harus jalan. Jika perlu, lakukan tarik-ulur. Selanjutnya, bisa segera melapor ke polisi,” katanya.

Lapor Polisi

“Jika Anda mulai diancam, langsung buat laporan polisi. Mental harus kuat karena pelaku memanfaatkan kelemahan psikologis korban. Biasa korban akan ketakutan dan bingung. Jangan memberi uang kepada pelaku. Jangan mengikuti keinginan pelaku karena itu tidak akan menyelesaikan masalah. Pelaku akan terus memanfaatkan ketakutanmu,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima.

Kumpulkan Semua Bukti

“Kumpulkan juga bukti-bukti percakapan yang ada. Sebelum melapor sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan kenalan, teman, atau saudara yang mengerti hukum,” sambungnya.(*)

Reporter: jpgroup

Baca Juga

Update