batampos – Menurut ahli, mempelajari power posing diperlukan untuk meningkatkan rasa percaya diri utamanya bagi perempuan.
Power posing bisa menjadi alat komunikasi. Dengan melakukan power posing, kita seolah-olah ingin menyampaikan pesan bahwa kita punya ‘power’.
Membangun kepercayaan diri, menurut Psikolog Keluarga dan Pengembangan Diri Dessy Ilsanty bukan perjalanan yang singkat.
”Perempuan dengan berbagai kesibukan, peran, dan tuntutan dalam hidupnya terkadang harus menunjukkan kepercayaan diri ketika sedang menghadapi suatu situasi, demi mengejar cita-cita yang ingin diraihnya,” ungkap Dessy.
Baca juga: Untuk Aktivitas Sehari-hari, Pilih Aroma Citrus
”Kepercayaan diri seorang perempuan dapat terbangun karena beberapa faktor, di antaranya penampilan yang menarik, baju yang keren, wangi, dan interpersonal skill seperti kemampuan komunikasi yang baik, hingga gerakan tubuh. Itu semua dapat dipelajari dan dibentuk, walaupun memerlukan perjalanan yang tidak singkat,” jelas Dessy.
Menurut Dessy, ada cara praktis untuk membangun kepercayaan diri pada seorang perempuan, seperti power posing atau berpose. Power posing bisa dilihat sebagai tips praktis dalam membangun rasa percaya diri secara cepat.
Baca juga: Mengenali Pribadi Introvert, Salah Satunya Irit Bicara
“Belum tentu bertahan lama, tetapi paling tidak ketika seseorang butuh untuk memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi di saat tertentu, tips praktis ini bisa dengan mudah dilakukan,” ujar Dessy.
Berikut tips praktis power posing dari Dessy:
1. Angkat dagu
Hal yang paling mudah dan sering orang lakukan adalah dengan mengangkat dagu atau chin up. Ini dianjurkan untuk dilakukan agar ia tampak sebagai orang yang percaya diri untuk tampil menghadapi orang lain.
2. Berdiri tegak, punggung tidak membungkuk ketika duduk sekalipun
Dengan posisi seperti ini, kata Dessy, kita menunjukkan bahwa kita punya ‘power’. Supaya tidak hanya ‘power’ saja yang tersampaikan kepada orang lain, tampilkan komunikasi non verbal lainnya, seperti senyuman dan pandangan mata yang bersahabat.
3. Imbangi dengan komunikasi verbal yang baik
“Imbangi dengan komunikasi verbal yang menyampaikan pesan bahwa kita bukan sekedar orang yang punya power, tetapi juga sifat-sifat baik lainnya,” tutup Dessy. (*)
Reporter: JPGroup