Selasa, 19 Maret 2024

Kanker Tulang Bisa Juga Dialami Remaja, Ketahui Gejala & Pengobatannya

Berita Terkait

Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi RS Mayapada Hospital dr. M. Hardian Basuki, Sp. OT (K) (Istimewa)

batampos – Kanker tulang bisa dialami remaja, ada baiknya kita ketahui gejala dan pengobatannya. Ada beberapa jenis kanker yang dikenal secara umum. Salah satu kanker yang tergolong jarang insidensinya atau kejadiannya adalah kanker tulang. Kanker ini cukup jarang terjadi dibanding kanker yang lebih umum seperti kanker payudara.

Dalam perbincangan JawaPos.com (Batampos Group) bersama Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi RS Mayapada Hospital dr. M. Hardian Basuki, Sp. OT (K) seputar Kenali, Penyebab, dan Pengobatan Kanker Tulang, ia mengatakan kanker tulang memiliki angka insidensi yang cukup rendah. Yaitu 1 persen dari seluruh kanker yang terjadi pada dewasa, dan 5-10 persen dari seluruh kanker pada anak-anak hingga remaja.

“Namun variasinya sangat banyak. Berbeda dengan kanker payudara dan kanker prostat yang angka insidensinya tinggi seperti kanker payudara ya. Jarang ada orang bicara kanker tulang. Namun mayoritas kanker tulang mengenai usia remaja dan anak-anak, dan menyerang anggota gerak,” katanya secara virtual baru-baru ini.

Baca juga:11 Ribu Fans Tonton Konser JKT48 Heaven dan Kelulusan Gaby

Kanker tulang umumnya terjadi daerah tulang sekitar sendi lutut, pinggul dan bahu, namun juga dapat terjadi pada tulang belakang, tulang panggul, tulang ekor bahkan tulang rahang. Kanker ini sering menyebabkan patah tulang patologis sehingga jika seseorang sudah terkena kanker tulang, maka ruang geraknya akan terbatas.

“Kalau kanker payudara orang masih bisa bergerak jalan-jalan ke mana-mana. Tapi kalau kena kanker tulang, tumornya itu berada di tulang, pasien enggak bisa ngapa-ngapain, harus pakai tongkat atau terbatas gerakannya. Ada pada beberapa kasus kalau kanker itu mengenai tulang belakang maka bisa menyebabkan kelumpuhan. Pasien tak bisa gerak sampai buang air besar dan buang air kecil di tempat tidur,” jelas dr. M. Hardian Basuki.

Mengenal Tipe Kanker Tulang
Kanker tulang ternyata terbagi menjadi dua, yakni kanker tulang primer dan sekunder. Apa saja ciri-cirinya?

Kanker tulang primer adalah kanker yang hanya muncul dan tumbuh di jaringan tulang atau berasal dari tulang itu sendiri. Sel tulangnya tumbuh dengan cepat tanpa dapat dibatasi oleh tubuh. Jadi tumbuh benjolan dengan cepat.

Kanker tulang sekunder adalah kanker yang muncul akibat penyebaran dari kanker di daerah lain. Yaitu misalnya kanker tulang yang berasal dari organ lain, dari payudara menyebar ke tulang namanya metastasis tulang. Atau bisa awalnya adalah tumor jinak tulang lalu berubah ganas.

“Jadi pada saat anak-anak, bisa saja sudah ada tumor jinak di tulang rawan, pada saat dewasa setelah selesai masa pertumbuhan tak tumbuh lagi. Namun pada usia lebih dewasa lagi 40-50 tahun jadi membesar berubah dari jinak ke ganas,” katanya.

Gejala Awal dan Deteksi Dini
Ada beragam gejala yang menunjukkan adanya sel kanker pada tulang belakang, tulang punggung, tulang lutut kaki atau lengan tangan, tulang ekor, maupun tulang lainnya. Sejumlah pasien umumnya mengeluhkan gejala awal. Apa saja?”

Benjolan
Pertama umumnya pasien datang mengeluhkan munculnya benjolan pada tulang. Akan tetapi memang setiap benjolan tak bisa dimaknai kanker tulang secara umum. Sebab ternyata bisa juga dinyatakan tumor jinak.

“Bagaimana membedakan jinak atau ganas? Lihat saja dari progresifitasnya. Kalau ganas, benjolan tumbuh dengan cepat, yakni dalam hitungan 1-2 bulan. Tapi kalau tumbuhnya sudah 2 tahunan bisa disebut jinak,” kata dr. M. Hardian Basuki.

Nyeri
Biasanya kanker tulang menimbulkan nyeri. Kadang-kadang menyebabkan tulangnya rusak dan patah. Awalnya rasa nyeri ini diabaikan dan bisa ditahan. Namun ternyata lama kelamaan justru membatasi aktivitas.

Mengkilap
Saking besarnya benjolan di tubuh pasien, benjolan itu bisa saja terlihat mengkilap. Itu tandanya benjolan membesar dengan cepat sehingga kulit menjadi menipis dan mengkilap, terkadang disertai pelebaran pada pembuluh darah.

Sesak Napas
Sebagian pasien yang sudah stadium lanjut atau kondisi sudah berat, umumnya mengeluhkan benjolan dan sesak napas. Itu menjadi tanda sudah stadium akhir di mana kanker sudah menyebar ke paru-paru. Paru-paru menjadi tempat favorit untuk penyebaran kanker tulang.

Lokasi Khas
Lokasi khas atau favorit, biasanya di daerah sendi lutut, bahu, pinggul, daerah punggung. Dan berbagai lokasi penyebaran lain yang diakibatkan oleh kanker tulang sekunder.

Penurunan Berat Badan
Biasanya orang kanker tulang disertai penurunan berat badan secara umum. Benjolan bertambah besar pasien bertambah kurus.

Tatalaksana Diagnosis
Jika dokter mendengar keluhan tersebut dari pasien, maka yang pertama dilakukan adalah pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan PA atau Patologi Anatomi. Dulu pengobatan umumnya selalu dilakukan dengan cara operasi dan amputasi. Namun seiring berjalannya waktu, adanya MRI dan deteksi lebih dini disertai pengobatan kemoterapi, maka sekarang angka harapan hidup pasien kanker bisa mencapai 60-70 persen jika kanker belum menyebar.

Peluang kesembuhannya atau prognosis kanker tulang, jika belum menyebar maka angka peluang sembuhnya mencapai 70 persen. Makanya sebaiknya diobati sejak lebih dini atau stadium 1 dan 2. Jika sudah mencapai stadium 3, maka kondisi kanker sudah menyebar dan prognosisnya buruk.

Penyebab dan Faktor Risiko
Menurut dr. M. Hardian Basuki, sampai sekarang penyebab kanker tulang belum diketahui. Ada yang mengatakan faktor genetik (internal) atau eksternal (karena efek radioterapi) akibat radioterapi kanker lainnya. Atau memang karena yang bersangkutan sudah memiliki tumor jinak di usia muda kemudian berubah menjadi ganas.

“Maka hati-hati jika punya keluarga dengan tumor jinak di area lokasi yang disebutkan tadi, ada faktor risiko menjadi ganas di kemudian hari,” katanya.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat jangan memijat seseorang yang baru saja terjatuh dengan mengeluhkan benjolan. Pijat justru menambah proses trauma.

“Proses jatuh itu sebetulnya sama dengan proses pijat. Jika dipijat lagi itu menambah trauma. Kalau jatuh saat olahraga, kita tak pernah menyarankan pijat, tak pernah menyarankan dengan kompres hangat, selalu instruksinya diistirahatkan, dikasih kompres dingin, jangan dipijat,” jelasnya.

Diagnosis pasien kanker tulang harus disertai dengan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan tambahan itu yakni radiologi dan PA atau Patologi Anatomi. Radiologi (rontgen dan MRI) untuk melihat lokasi kerusakan yang ada. Rontgen bersifat 2 dimensi, MRI bersifat 3 dimensi.

“Kita butuh MRI untuk melihat seberapa luas penyebarannya pada sumsum tulang dan jaringan di sekitar apakah mengenai pembuluh darah atau tidak,” kata dr. M. Hardian Basuki.

Kedua, kita harus melihat apakah tumor ini atau kanker ini sudah menyebar ke paru-paru. Maka kita lakukan pemeriksaan rontgen dada, paling baik adalah CT scan di mana kanker yang sangat kecil bisa terdeteksi.

Selanjutnya dilakukan biopsi. Terdiri dari konvensional yakni biopsi terbuka. Dan sekarang ada teknik baru yakni CORE biopsi yang menggunakan jarum yang cukup besar, dibantu dengan USG dan CT scan untuk membantu mengambil sampel jaringan untuk untuk menentukan jenisnya.

Jenis dan Stadium Kanker Tulang
“Apakah jenis kanker tulang? Apakah kanker tulang yang tak terlalu ganas, atau ganas. Setelah tahu jenisnya, apakah tak ada penyebaran, lalu kita melakukan staging. Stadium 1 dan 2. Apakah sudah mengenai pembuluh darah atau belum, kalau belum, kita akan melakukan pengangkatan, namun kalau sudah mengenai pembuluh darah, maka harus amputasi,” katanya.

Pengobatan Kanker Tulang

Operasi
Prosedur ini bertujuan untuk mengangkat sel kanker dari tubuh. Dengan begitu, kanker tidak menyebar ke area lain. Kadang pada kasus parah, pengobatan bisa berakhir dengan amputasi kaki atau tangan

“Apakah amputasi, atau pembedahan mengangkat tumor seluas mungkin dengan tetap menyelamatkan pembuluh darah dan menyelamatkan jaringan sekitarnya, sehingga pasca operasi pasien bisa tetap berjalan. Setelah operasi, belum selesai perjuangannya, harus kemoterapi ajuvan lagi,” katanya.

Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan membunuh sel kanker yang di tulang maupun yang sudah menyebar atau mencegah penyebaran sel kanker agar tak semakin jauh.

“Kemoterapi biasanya kami berikan sebelum operasi. Tiga siklus. Baru kemudian kita lakukan pemeriksaan ulang lagi, apakah stadiumnya tetap, menurun atau meningkat,” jelasnya.

Kemoterapi itu dilakukan 3 minggu sekali. Sebelum operasi dilakukan 3 siklus atau 9 minggu sekitar 2 bulan. Kemudian dilakukanlah operasi. Lalu pasien melanjutkan kemoterapi 4-6 siklus atau sekitar 12 minggu dan 18 minggu.

“Kemudian kami akan follow up ketat. Apakah muncul benjolan baru. Sebelum masa kontrol harus kontrol. Apakah ada sesak napas? Dalam fase evaluasi atau follow up per 3 bulan. apakah ada kekambuhan atau tidak. Di 3 bulan pertama biasanya setiap bulan rontgen, 3 bulan MRI, kalau masih clear maka dilanjutkan 3 bulan lagi. Masa 3-4 tahun periksa atau kontrol dilakukan sekitar 6 bulan. Lalu jika sudah 4 tahun periksa setiap tahun. Biasanya angka harapan hidup pasien kanker bisa dinyatakan bebas remisi setelah 5 tahun.

Pencegahan Kanker Tulang
Karena kanker tulang belum diketahui penyebabnya, maka kita tak bisa menentukan pencegahan secara khusus. Dan jika memiliki faktor risiko seperti benjolan tumor jinak, maka harus waspada.

“Bisa saja berubah jadi ganas. Waspadalah jika anak anda memiliki benjolan pada tulang yang tumbuh dengan cepat dan disertai nyeri, periksakan dengan segera ke dokter. Semakin cepat deteksi akan semakin tinggi angka kesembuhannya,” tutupnya.

Deteksi dan Tindakan:
Lakukan deteksi sedini mungkin untuk menghindari resiko penyakit menjadi serius. Jangan tunda melakukan tindakan apabila ada gejala yang dirasakan. Bila anda memiliki pertanyaan, anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter melalui klik link berikut: https://mayapadahospital.com/askdoctor dan dapatkan voucher diskon pemeriksaan medical check up. (*)

Reporter: Jpgroup

Update