batampos – Istri Bruce Willis, Emma Heming Willis, meminta paparazi tidak terlalu dekat dengan sang suami yang telah didiagnosis demensia. Permintaan itu dilontarkannya setelah mengetahui bahwa Bruce diikuti sekelompok paparazi saat minum kopi bersama teman-temannya pada pekan lalu di Santa Monica.
Itu merupakan kali pertama Bruce muncul di hadapan publik setelah mengungkapkan diagnosis demensia frontotemporalnya pada pertengahan Februari lalu.
”Jika Anda adalah seseorang yang merawat penderita demensia, Anda tahu betapa sulit dan stresnya untuk membawa seseorang keluar melihat dunia dan mengarahkan mereka dengan aman. Bahkan hanya untuk mendapatkan secangkir kopi,” kata Emma dalam sebuah unggahan video di Instagram pada Senin (6/3) lalu.
Baca juga:Berbeda dengan Jeff Loveness, Jonathan Majors Maklumi Ulasan Buruk Quantumania
Emma lantas meminta para fotografer dan videografer tidak mengganggunya atau setidaknya menjaga jarak. Dia juga meminta para videografer berhenti berteriak kepada Bruce meski sekadar menanyakan kabarnya atau menyapa.
”Jangan lakukan, oke? Beri dia ruang. Izinkan keluarga kami atau siapa pun yang bersamanya saat itu untuk bisa membawanya berjalan dari titik A ke titik B dengan aman,” mohonnya.
Lalu Selasa (7/3) Emma mengunggah video terima kasihnya kepada pihak-pihak yang mau mengerti permintaannya. Dia juga menyayangkan media yang memberitakan permintaannya ternyata adalah media yang sama dengan yang merilis foto-foto sang suami.
”Aku tidak mencoba menantang media karena aku akan kalah, aku sangat yakin tentang itu. Tapi, aku hanya ingin suamiku menjalani hidup sepenuhnya,” kata dia.
Keluarga Bruce tahun lalu mengumumkan bahwa Bruce mundur dari dunia akting setelah didiagnosis afasia, suatu gangguan bahasa yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi.
Lalu pada Februari 2023 keluarga Bruce kembali mengabarkan kondisi Bruce. Kali ini bintang film Die Hard (1988) itu didiagnosis demensia frontotemporal.
Menurut National Institute on Aging, demensia frontotemporal (FTD) disebabkan oleh kerusakan neuron di lobus frontal dan temporal otak. Gejala dapat berupa perilaku yang tidak biasa, masalah emosi, kesulitan berkomunikasi, kesulitan bekerja, atau kesulitan berjalan.
”Sayangnya, tantangan komunikasi hanyalah salah satu gejala dari penyakit yang dihadapi Bruce. Meskipun ini menyakitkan, lega akhirnya memiliki diagnosis yang jelas,” ujar Emma melalui Instagram. (*)
Reporter: jpgroup