Minggu, 16 November 2025

Grand Prix Singapura 2025 Usai, Singapura jadi Negara Pertama Lakukan Heat Hazard Race

Berita Terkait

Batampos – Ajang Singapore Grand Prix 2025 atau yang dikenal sebagai balapan Formula 1 (F1) telah usai, Minggu (5/10/2025) malam tadi. Dari kegiatan ini, ada satu hal yang perlu diingat, yakni, Federasi Balap Internasional (FIA) menetapkan Singapura sebagai negara pertama dengan acara balapan dengan risiko panas ekstrim atau Heat Hazard Race.

SITUASI penonton menyaksikan balapan F1 di Singapura, ajang perdana yang disebut FIA sebagai Heat Hazard Race. F Aditi Barade/Business Insider

Tidak banyak warga Singapura yang mengetahui, ketika negara itu ditetapkan sebagai negara pertama dalam ajang kegiatan balapan F1 ini. “Apakah begitu? Tapi itu masuk akal, karena Singapura punya cuaca dengan suhu panas dan kelembapan yang ekstrim,” ujar Nur Nadia Binte Samsudin, warga Singapura di kawasan Holland Village, kemarin malam.

Kondisi cuaca Singapura dapat membahayakan pembalap, kru, hingga penonton. Dengan begitu, FIA menetapkan heat hazard race untuk ajang ini, guna menandai bahwa ini adalah kegiatan balapan yang memiliki risiko panas ekstrim yang dapat memicu dehidrasi berat, kelelahan panas, bahkan heat stroke.

BACA JUGA:
Mitsubishi Fuso Luncurkan Fighter X FM65F Tractor Head 4×2 untuk Perkuat Pasar Logistik Indonesia

Puncak F1 kemarin ditandai dengan suhu 32 derajat Celcius dengan kelembapan mencapai 80 persen. Kombinasi ini membuat suhu dalam kokpit mobil F1 melonjak hingga 60 derajat Celcius.

“Meski pun diadakan malam hari dimana suhu dianggap paling stabil, tapi tetap saja ini paling berat secara fisik. Mengingat intensitas panas yang meningkat, FIA memastikan keselamatan pembalap tetap jadi prioritas,” demikian dilansir dari Reuters, sore ini.

Lantas apa dampak dari Heat Hazard Race yang dilaksanakan di Marina Bay Circuit ini? Dapat mengakibatkan kondisi fisik ekstrim seperti dehidrasi berat, pembalap dapat muntah di dalam helm, hingga beberapa atlet hampir pingsan usai mencapai garis finish.

Media Sosial Bikin Percaya Diri Anjlok? Ini Cara Bijak Mengelola Dampaknya

Dengan penetapan status heat hazard, FIA kini mewajibkan setiap tim menerapkan langkah mitigasi, seperti meningkatkan sistem pendingin kokpit, seluruh pembalap wajib terhidrasi, hingga pemeriksaan medis tambahan sebelum dan sesudah lomba.

Caranya? dengan beradaptasi dengan teknologi. khususnya dalam uji coba cooling vest  untuk pembalap sebelum start, ventilasi tambahan dalam desain kokpit, serta modifikasi ban dan strategi pit stop untuk menghindari kepanasan ekstrim pada komponen mobil.

Selain itu, penyelenggara juga menyiapkan zona dingin bagi kru dan penonton di sekitar sirkuit Marina Bay.

Meski begitu, ajang F1 ini sukses dilaksanakan. George Russell dari Mercedes tampil sebagai pemenang. (*)

Reporter: CHAHAYA SIMANJUNTAK

Update