batampos – Film Budi Pekerti nembawa pesan bijak bermedsos, mereka yang terlibat dalam film ini pun merasa terharu karena mendapat apresiasi Toronto International Film Festival (TIFF).
Kasus perundungan siber yang dialami Bu Prani (Sha Ine Febriyanti) di film Budi Pekerti akhirnya go international. Film yang memiliki judul internasional Andragogy itu telah diputar untuk kali pertama di TIFF 2023 pada Sabtu (9/9) waktu setempat.
Baca juga:Kiki Amalia Minta Doa Terbaik, Hamil Anak Pertama di Usia 41 Tahun
Wregas Bhanuteja selaku sutradara menyebutkan, ada lebih dari 200 orang yang menjadi penonton kisah Bu Prani dalam menghadapi perundungan akibat rekaman video pendek. Menurut dia, film panjang keduanya setelah Penyalin Cahaya (2021) itu mendapat sambutan positif dari para sineas dunia.
Hal itu dirasakan pasca timnya melangsungkan sesi tanya jawab bersama penonton setelah film diputar. Dia mengaku mendapat banyak pertanyaan dan tanggapan setelah menonton film yang juga dibintangi Angga Yunanda dan Prilly Latuconsina itu. ’’Saya terharu melihat respons para penonton yang tersentuh dengan film Budi Pekerti,’’ katanya dalam keterangan tertulis Rabu (12/9).
Meski latar belakang Bu Prani mengalami perundungan di tanah kelahirannya di Jogjakarta, tak sedikit penonton yang mengaku ikut tersentuh. Pasalnya, kasus perundungan siber memang marak terjadi beberapa tahun terakhir. ’’Film ini berlatar belakang di Indonesia, tapi mereka bisa relate dengan banyaknya kejadian di berbagai belahan dunia. Tentu ini menjadi rasa syukur yang teramat dalam,’’ ucap sineas 30 tahun itu.
Hal serupa disampaikan Dwi Sasono selaku pemeran Pak Didit, suami Bu Prani. Dia masih tak percaya bisa menonton film itu untuk kali pertama bersama para sineas dunia. ’’Saya senang bisa mengantarkan Budi Pekerti menemui penonton perdananya di TIFF. Apresiasi yang diberikan penonton di sini juga membuat saya terharu,’’ ujar Dwi.
Julian Halim, warga Indonesia yang tinggal di Kanada, turut menyaksikan Budi Pekerti. Dia menyebut film itu layak mendapat perhatian khusus dari masyarakat. ’’ Andragogy film yang luar biasa. Saya sangat menyukainya, recommended. Saya menilai 10/10 untuk film ini,’’ papar Julian.
Dia berharap Budi Pekerti bisa memberi dampak baik bagi kehidupan banyak orang. Sebab, efek yang dirasakan korban perundungan siber tak bisa disepelekan. Bahkan, ada yang berujung kematian atau kasus bunuh diri. ’’Semoga Budi Pekerti tak sekadar menjadi tontonan, tapi juga renungan bagi mereka untuk menggunakan media sosial dengan bijak,’’ terang Dwi.
Budi Pekerti dijadwalkan tayang di TIFF pada 9–13 September. Jajaran pemain dan tim produksi turut menghadiri ajang bergengsi itu. Di antaranya, Sha Ine Febriyanti, Prilly Latuconsina, Angga Yunanda, Dwi Sasono, dan Wregas Bhanuteja. Setelah diputar di TIFF, Budi Pekerti akan tayang di bioskop Indonesia pada November mendatang. (*)
Reporter: jpgroup