Selasa, 8 Juli 2025

Dear, Jangan Terlalu Baik karena Bisa Merusak Dirimu Sendiri

Berita Terkait

Batampos – Terlalu baik, bisa merusak diri sendiri. Lha kok? Mengapa? Karena menyenangkan semua orang itu ternyata tidak sehat. Baik ke fisik maupun mental.

ILUSTRASI people pleaser. By Katie Ferreol via The Gazelle

Baik kepada semua orang adalah hal yang mulia. Benar adanya. Banyak orang berkeyakinan seperti itu. Memiliki kasih terhadap sesama itu wajib. Namun, ketika kebaikan berubah menjadi kebutuhan konstan guna menyenangkan semua orang. Nah, itu bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental dan kualitas hidupmu.

People pleasing behavior. Ini fenomena yang selalu ditemukan di berbagai genre usia, khususnya di usia remaja, dewasa dan produktif. Pola perilaku ini berpusat pada kepuasan orang lain, meski harus mengorbankan diri sendiri. ‘Yang penting lo senang, gua nggak apa nelangsa

Meski terlihat positif di permukaan, terlalu sering mengesampingkan kebutuhan pribadi demi kebahagiaan orang lain justru bisa menjadi racun yang perlahan menggerogoti mentalmu. Kesehatanmu.

Penulis 13 Things Mentally Strong People Don’t Do, people pleasers,  Amy Morin menyebutkan, people pleasers sering merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain. “Mereka takut mengecewakan, takut ditolak, dan merasa bersalah ketika mengatakan tidak. Ini pola perilaku yang sangat salah,” ujar psikolog klinis asal AS itu.

Baca Juga: Trik Psikologi Agar Kamu Percaya Diri

Dia menyebutkan, dalam dunia psikologi, karakter ini, kerap berakar dari pengalaman masa kecil. Ada trauma emosional yang menjadikan individu berkeinginan kuat untuk diterima dan dicintai, ketika ia tidak mendapatkannya di masa kecil.

Akibatnya, setelah dewasa, dia merasa perlu memberi andil buat lingkungan atau seseorang, dengan begitu ia akan merasa diterima. “Padahal, itu sudah merusak diri sendiri,” ungkapnya.

Berikut dampak negatif menjadi individu yang menyenangkan semua orang, yakni:

1. Kelelahan Emosional

Ketika terus-menerus menyesuaikan diri dengan harapan orang lain, individu dapat mengalami stres kronis dan kehilangan kendali atas hidupnya.

2. Hilangnya Identitas Diri

Orang yang terlalu berfokus pada kepuasan orang lain cenderung mengabaikan nilai, pendapat, dan keinginannya sendiri. Akibatnya, mereka bisa kehilangan arah dan jati diri. Tidak percaya diri atas keputusan yang ia buat sendiri.

3. Rentan Dimanfaatkan

People pleasers lebih mudah dimanfaatkan oleh mereka yang manipulatif dan punya kepribadian NPD. Mengapa? karena karakter ini cenderung mengiyakan semua permintaan tanpa mempertimbangkan kepentingan pribadi.

4. Masalah Kesehatan Mental

Penelitian dari Journal of Personality and Social Psychology menyebutkan,  tekanan untuk selalu menyenangkan orang lain berkaitan erat dengan tingkat kecemasan, depresi, dan burnout yang lebih tinggi.

Tidak salah menjadi orang baik. Namun, Anda harus pahami menjadi baik tidak berarti harus mengorbankan diri sendiri di luar batas kemampuanmu.

Individu yang sehat secara emosional, tahu kapan harus berkata ‘ya’ dan kapan harus menetapkan batas untuk mengatakan ‘tidak’. Tanpa merasa bersalah. Live your own life. Tetapkan batas sehat ke dirimu.

Karena di masa kini, menetapkan personal boundaries adalah bentuk cinta pada diri sendiri. Bukan egois, tapi ini bertujuan menjaga kesehatan mentalmu.

Relasi yang seimbang tahu membatasi kapan saat dia bisa memberi, kapan saat dia bisa menerima, serta berani menolak kalau batin dan mentalnya tidak nyaman. (*)

Reporter: CHAHAYA SIMANJUNTAK

Update