batampos – Perjalanan karier Christine Hakim di industri seni peran tanah air sudah mencapai tahun ke-50. Bagi Christine Hakim semua sudah menjadi pembelajaran hidup yang luar biasa.
Sebagai bentuk apresiasi, Rasa Raya Management membuat persembahan spesial untuk sineas berusia 66 tahun tersebut dengan program bertajuk The Journey of Christine Hakim.
Baca juga: Ucie Sucita Transplantasi 3.577 Helai Rambut, Tutupi Jidat Jenong
Christine menyatakan bersyukur bisa mewarnai dan melalui segala dinamika yang ada di industri hiburan tanah air selama setengah abad. Apalagi, kiprahnya itu mendapat penghargaan dari publik. Khususnya manajemen tempatnya bernaung.
”Semuanya sudah menjadi pembelajaran hidup yang luar biasa sampai saat ini dan sampai waktu yang juga sudah ditentukan Tuhan,” ucapnya saat konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (30/8).
Dalam kesempatan yang sama, Reza Rahadian selaku co-founder Rasa Raya Management mengungkapkan ide di balik The Journey of Christine Hakim. Hal tersebut disebabkan kekagumannya terhadap bintang film Sri Asih itu sejak lama. ”Gagasan ini muncul atas bagaimana saya sendiri sebagai anak, mengagumi Ibu Christine Hakim lengkap dengan perjalanan kariernya. Ini adalah bentuk rasa syukur kami semua,” tuturnya.
The Journey of Christine Hakim akan dimeriahkan dengan kegiatan pemutaran film hingga peluncuran buku biografi sang aktris. Rangkaian acara tersebut dicanangkan bakal berjalan selama satu tahun ke depan.
Untuk pemutaran film sekaligus diskusi, pihaknya akan menyelenggarakan di lima kota: Surabaya, Bandung, Medan, Jogjakarta, dan Makassar. ”Itu akan dilakukan bersama dengan komunitas film, universitas, festival dalam negeri, dan festival film internasional. Di mana Ibu Christine juga memiliki rekam jejak dalam festival film tersebut,” beber Reza.
Kemudian, juga ada pameran memorabilia istri Jeroen Lezer itu yang merupakan hasil kolaborasi dari tiga seniman lokal. The Journey of Christine Hakim akan diakhiri dengan peluncuran buku biografi Christine. Namun, Reza mengaku belum bisa memberikan informasi mendalam tentang acara tersebut. ”Ini bukunya otobiografi. Penulisnya belum bisa kami kasih tahu sekarang. Tunggu informasi selanjutnya,” ujar dia.
Menanggapi itu, Christine menimpali bahwa sebetulnya dirinya juga berencana membuat buku mengenai perjalanan kariernya. Namun, siapa sangka, rekan-rekannya lebih dulu bergerak cepat mewujudkan impiannya tersebut. ”Awalnya saya cuma mau membuat buku. Rupanya, anak-anak yang saya cintai dan kadang bikin saya sakit kepala ini juga membuat ini semua,” ungkap Christine, lalu tertawa.
Jejak Christine Hakim
– Memulai debut akting lewat film Cinta Pertama (1973).
– Lewat film karya Teguh Karya itu, Christine berhasil membawa pulang penghargaan Festival Film Indonesia (1974) pertamanya dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik.
– Selama lima dekade berkarier, Christine mendapat 24 penghargaan dari festival film dalam dan luar negeri dengan kategori beragam. Salah satunya kemenangan di ajang internasional Asia Pacific Film Festival kategori Aktris Terbaik lewat film Daun di Atas Bantal (1998).
– Dianugerahi penghargaan The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Rosette’ oleh pemerintah Jepang pada 2015.
– Bermain dalam sinema produksi luar negeri, yaitu Sleeping Man (1996); Eat, Pray, Love (2010); dan serial The Last of Us (2023).
– Pernah menjadi juri di 14 festival film lokal maupun internasional. Salah satunya Festival Film Cannes pada 2002.
– Sejak 2007 sampai sekarang, Christine ditunjuk UNESCO sebagai duta besar untuk ASEAN dan Timor Leste.
– Menjadi produser tiga film. Yakni, Daun di Atas Bantal, Pasir Berbisik, dan Serambi.
– Menjaga kebugarannya dengan menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya mengurangi begadang sejak usia 40 tahun dan tidur maksimal mulai pukul 22.00. (*)
Reporter: jpgroup