Rabu, 27 November 2024

Gaya Hidup Slow Living, Menikmati Momen, Sejalan dengan Apa Yang Paling Berharga

Berita Terkait

8 Kebiasaan Buruk Pemicu Penuaan Dini

Ilustrasi – seseorang melakukan hobi menata dekorasi rumah dalam gaya hidup slow living (dekoruma)

batampos – Gaya hidupĀ  slow living, di mana individu meluangkan waktu untuk menikmati momen saat ini, daripada terburu-buru dari satu tugas ke tugas lainnya. Konsep slow living adalah pola pikir di mana seseorang menyusun gaya hidup yang lebih bermakna dan yang sejalan dengan apa yang paling berharga dalam hidup.

Mereka mementingkan kualitas daripada kuantitas dengan kesadaran akan gerakan hidup lambat dan bahwa lebih cepat tidak selalu lebih baik. Konsep hidup slow Living sempat menjadi topik hangat akhir – akhir ini.

Slow Living Ini berarti melakukan segala sesuatu dengan kecepatan yang tepat. Alih-alih berusaha untuk melakukan sesuatu dengan lebih cepat, gerakan lambat berfokus pada melakukan sesuatu dengan lebih baik.

Sering kali, hal ini berarti melambat, melakukan lebih sedikit dan memprioritaskan untuk menghabiskan waktu yang tepat untuk hal-hal yang paling penting.

Baca Juga: 12 Cara untuk Melatih Kita Berpikir Kritis

Dengan memperlambat dan dengan sengaja menempatkan nilai-nilai yang sebenarnya di gaya hidup, maka pola pikir hidup lambat mendorong untuk hidup dalam kesadaran diri dan membuat keputusan yang sadar dan terarah demi kesejahteraan hidup.

Makna Slow Living

Gaya hidup lambat menyangkal bahwa kesibukan sama dengan kesuksesan atau kepentingan. Ini berarti hadir dan pada saat ini, mementingkan kualitas daripada kuantitas, hidup dengan niat, sadar dan penuh pertimbangan.

Mengadopsi pola pikir yang lebih lambat berarti mematikan autopilot dan memberikan ruang untuk refleksi dan kesadaran diri.

Hidup lambat berarti hidup lebih baik, bukan lebih cepat.

Sejarah Slow Living

Slow Living adalah bagian dari gerakan lambat yang lebih luas yang dimulai pada tahun 1980-an di Italia.

Dilansir dari laman Slow Living LDN, dihadapkan dengan pembukaan McDonald’s di jantung kota Roma, Carlo Petrini dan sekelompok aktivis membentuk Slow Food, sebuah gerakan yang membela tradisi makanan daerah.

Gerakan slow food kini memiliki pendukung di lebih dari 150 negara dan terus melindungi tradisi gastronomi, mempromosikan upah yang adil bagi para produsen, mendorong kenikmatan makanan berkualitas baik, dan terlibat dalam kegiatan seputar keberlanjutan.

Carl HonorƩ, salah satu penulis dan pembicara paling terkenal tentang gerakan slow food, membantu membawa konsep hidup lambat ke dalam arus utama pada tahun 2004 dengan menerbitkan bukunya In Praise of Slowness.

HonorĆ© mengeksplorasi bagaimana Slow Food memicu gerakan hidup lambat yang lebih luas dengan ‘lambat’ yang kini diterapkan pada bidang kehidupan lain yang telah mengalami percepatan besar, termasuk pekerjaan, pengasuhan anak, dan rekreasi.

Sejak buku ini diterbitkan, kecepatan hidup kita terus meningkat, begitu pula dengan kesadaran akan gerakan hidup lambat.

Saat ini, perjalanan lambat, mode lambat, kebugaran lambat, berkebun lambat, interior lambat, desain lambat, berpikir lambat, berita lambat, dan bekerja lambat adalah contoh-contoh cabang lebih lanjut dari gerakan hidup lambat. Semakin banyak orang mengakui bahwa lebih cepat tidak selalu lebih baik.

Perbedaan Slow Living dengan gaya hidup yang serba cepat

Gaya hidup lambat pada dasarnya berbeda dengan gaya hidup serba cepat dalam beberapa hal. Menurut laman Pretty Slow, berikut adalah beberapa perbedaan utama:

1. Kecepatan hidup

Slow Living memprioritaskan kecepatan hidup yang lebih lambat, di mana individu meluangkan waktu untuk menikmati momen saat ini, daripada terburu-buru dari satu tugas ke tugas lainnya.

Sebaliknya, gaya hidup serba cepat ditandai dengan rasa urgensi yang konstan dan fokus pada produktivitas.

Gerakan slow food kini memiliki pendukung di lebih dari 150 negara dan terus melindungi tradisi gastronomi, mempromosikan upah yang adil bagi para produsen, mendorong kenikmatan makanan berkualitas baik, dan terlibat dalam kegiatan seputar keberlanjutan.

Carl HonorƩ, salah satu penulis dan pembicara paling terkenal tentang gerakan slow food, membantu membawa konsep hidup lambat ke dalam arus utama pada tahun 2004 dengan menerbitkan bukunya In Praise of Slowness.

HonorĆ© mengeksplorasi bagaimana Slow Food memicu gerakan hidup lambat yang lebih luas dengan ‘lambat’ yang kini diterapkan pada bidang kehidupan lain yang telah mengalami percepatan besar, termasuk pekerjaan, pengasuhan anak, dan rekreasi.

Sejak buku ini diterbitkan, kecepatan hidup kita terus meningkat, begitu pula dengan kesadaran akan gerakan hidup lambat.

Di sisi lain, gaya hidup yang serba cepat dapat menyebabkan rasa keterpisahan dan terputusnya hubungan dengan momen saat ini.

2. Kesadaran

Gaya hidup lambat sangat mementingkan kesadaran, yang melibatkan kehadiran di saat ini dan memperhatikan pikiran, perasaan, dan lingkungan sekitar.

3. Penggunaan atau konsumsi

Gaya hidup lambat mendorong pendekatan yang lebih sadar terhadap konsumsi, di mana individu berfokus pada kualitas daripada kuantitas dan meluangkan waktu untuk menghargai hal-hal yang mereka miliki daripada terus-menerus mencari lebih banyak.

Sebaliknya, gaya hidup yang serba cepat sering kali didorong oleh konsumerisme, di mana individu didorong untuk mengonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi untuk mengejar kebahagiaan dan kesuksesan.

4. Koneksi

Slow Living menekankan pentingnya hubungan dengan diri sendiri dan orang lain.

Hal ini dapat mencakup menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai, terhubung dengan alam, dan mengejar hobi dan gairah.

Di sisi lain, gaya hidup yang serba cepat dapat menyebabkan rasa terisolasi dan terputus.

Gaya hidup lambat menawarkan pendekatan yang lebih seimbang dan disengaja terhadap kehidupan, dengan fokus pada perawatan diri, perhatian, dan koneksi, daripada produktivitas dan konsumsi.

Manfaat dari Slow Living

Mempraktikkan gaya hidup lambat dapat memberikan beberapa manfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang. Berikut adalah beberapa manfaat potensial:

1. Mengurangi stres

Gaya hidup lambat mendorong laju kehidupan yang lebih lambat, yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.

Dengan meluangkan waktu untuk melambat dan fokus pada saat ini, individu dapat memupuk rasa tenang dan rileks.

2. Meningkatkan kesehatan mental

Dengan menekankan perhatian dan perawatan diri, gaya hidup ini juga dapat membantu meningkatkan kesehatan mental.

Dengan merawat diri sendiri, terlibat dalam kegiatan yang membawa kegembiraan, dan memupuk rasa memiliki tujuan, individu dapat mengalami kebahagiaan, kepuasan, dan kesejahteraan yang lebih besar.

3. Kesehatan fisik yang lebih baik

Perawatan diri juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik, seperti mengurangi risiko penyakit kronis, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan kebugaran fisik secara keseluruhan.

Dengan memprioritaskan perawatan diri, individu mungkin lebih mungkin untuk terlibat dalam kebiasaan sehat, seperti olahraga teratur dan diet seimbang.

4. Hubungan yang lebih kuat

Menekankan koneksi dan interaksi sosial membantu memperkuat hubungan dengan orang yang dicintai dan meningkatkan rasa kebersamaan.

Dengan meluangkan waktu untuk terhubung dengan orang lain, individu dapat menumbuhkan rasa memiliki dan dukungan.

5. Meningkatkan kreativitas

Hidup lambat juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi, karena individu memiliki lebih banyak waktu dan ruang mental untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan mengejar hasrat kreatif.

Dengan terlibat dalam kegiatan seperti menulis, melukis, atau bermusik, individu dapat merasakan kepuasan dan tujuan yang lebih besar.

Secara keseluruhan, slow living menawarkan pendekatan yang lebih terarah dan memuaskan dalam hidup, dengan potensi manfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang.(*)

Reporter : Jpgroup

Baca Juga

Update