batampos – Pencinta budaya Jepang pastinya tidak asing dengan istilah wibu yang kerap disematkan untuk menyebut orang-orang yang suka dengan anime dan manga. Wibu kerap kali dianggap negatif oleh masyarakat, karena tergila-gila dengan sebuah karakter atau alur cerita dalam manga maupun anime Jepang.
Menilik laman Dictionary, masyarakat Barat banyak menggunakan istilah weeaboo untuk merendahkan orang yang terobsesi dengan budaya Jepang, terutama anime.
Baca juga:Inara Rusli Akui Gonta-Ganti ART 50 Kali
Istilah tersebut muncul pada situs 4chan pada awal tahun 2000-an untuk menghina masyarakat yang menyukai dan sangat terobsesi dengan budaya Jepang. Hingga kini banyak masyarakat yang menyukai anime maupun manga, khususnya yang lahir pada akhir 90-an dan awal 2000-an dengan munculnya One Piece, Naruto, dan Bleach yang menyandang gelar ‘The Big Three’.
Sementara itu, laman Britannica menyebut anime mulai merambah menuju luar Jepang pada 1956 dengan mulai didirikannya Mushi Productions oleh Osamu Tezuka sang maestro dengan karyanya yaitu Astro Boy.
Terbitnya Astro Boy pada 1952 menjadi awal menyebarnya manga ke luar Jepang, berdasarkan laman Japan Centric. KBBI sendiri mendefinisikan wibu sebagai seseorang yang terobsesi dengan budaya dan gaya hidup orang Jepang.
Meski demikian, ada juga sisi positif dari Wibu. Dilansir youngontop, sisi positif menjadi wibu akan banyak dirasakan oleh berbagai kalangan yang menyukai anime, mulai dari anak anak hingga orang dewasa yang masih menyukai anime sebagai nostalgia mereka pada masa kecil.
Selain itu, banyak juga mahasiswa yang sekarang marak atau ramai menjadi seorang wibu dan selalu mengidolakan waifu waifu dari serial anime kesukaan mereka. Selain itu, menjadi seorang wibu juga sangat menyenangkan karena kita sendiri akan memiliki banyak kenalan dari berbagai kalangan yang tentunya kita sama sama menyukai anime.
Banyak sekali genre anime yang menjadi genre favorit para mahasiswa yang menyukai anime, sehingga mereka akan terhibur dengan menonton anime sesuai dengan genre favorit mereka. (*)
Reporter: jpgroup