batampos – Vertical garden menjadi solusi berkebun di perkotaan yang padat. Lebih dari itu, vertical garden juga bisa berfungsi sebagai secondary skin sebuah rumah. Tidak hanya unik, tapi juga fungsional.
Fasad Rumah Pejaten yang terletak di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, itu memang eye-catching. Vertical garden menghiasi sebagian besar fasadnya. ’’Itu memang ikon rumah ini,’’ kata Supar, arsitek rumah tersebut, kepada JP Group pada Rabu (20/4).
Sebagai secondary skin, vertical garden itu menjalankan tugasnya dengan baik. Ia melapisi bagian dalam rumah agar tidak terlihat dari luar. Pasalnya, rumah tersebut berbatasan langsung dengan jalan yang ramai.
Namun, karena dibuat berlubang-lubang, sinar matahari masih bisa menembus ke dalam. Bahkan menciptakan bayangan yang indah ketika memantul ke lantai vinil bermotif kayu di belakangnya. Tidak hanya itu, vertical garden tersebut juga benar-benar berfungsi sesuai namanya. Klien menempatkan beberapa tanaman di antara space fasad bermaterial GRC board itu.
Misalnya, tanaman sirih marble dan Monstera adansonii atau yang dikenal dengan nama janda bolong. Fasad berupa vertical garden tersebut juga bersifat fleksibel. Artinya, tanamannya mudah diganti-ganti.
’’Itu di dalamnya ada pot-pot. Jadi, kalau pemilik mau mengganti tanamannya tidak repot,’’ kata arsitek yang tergabung dalam firma arsitektur Studio Sae tersebut. Adanya tanaman-tanaman kian menghidupkan suasana di dalam rumah.
Di belakang vertical garden itu terdapat pintu lipat kaca yang berbatasan dengan hall di lantai 2. Pintu bisa dibuka selebar-lebarnya untuk sirkulasi udara maksimal dan mendapat sedikit elemen hijau dari tanaman. Meski ditutup pun, view vertical garden masih bisa terlihat.
BACA JUGA: Rumah Mewah dengan Fasad Bergaya Amerika
Di sisi lain, rumah tersebut juga mempertahankan prinsip krowakisme yang diusung Studio Sae. Prinsip krowakisme yang diambil dari kata krowak (bolong) itu diartikan sebagai memasukkan udara, air, visual, dan sebagainya melalui ”lubang” pada rumah tersebut. Hal itu diterapkan dengan menciptakan void di atas ruang makan. Dari area ruang makan itu, pemilik dapat melihat ke lantai 2 dan sebaliknya.
Rumah Pejaten terdiri atas dua lantai dan satu mezanin yang di dalamnya mengakomodasi beragam kebutuhan dan hobi pemilik rumah. Lantai pertama terdiri atas kamar tidur utama, kamar anak, dapur, area servis, dan kolam renang. Lalu, di lantai 2 terdapat kamar anak, kamar tamu, dan hall serbaguna.
’’Hall itu mengakomodasi kebutuhan anak pemilik rumah untuk berlatih menari,’’ kata Supar. (*)
Reporter: JP Group