Minggu, 24 November 2024

Sukses Budidaya Melon Golden di Cuaca Terik & Lahan Mini

Berita Terkait

8 Kebiasaan Buruk Pemicu Penuaan Dini

Kepala DKPP Surabaya Antiek Sugiharti (kiri) dan Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani saat panen melon golden di miniagrowisata DKPP awal bulan ini. Saat itu mereka berhasil memanen 450 kg melon. (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

batampos – Melon Golden sukses dibudidaya di cuaca terik (dataran rendah) dengan lahan mini 300 meter persegi di miniagrowisata DKPP. Agar sukses budidaya disarankan pilih bibit varietas Alisha F1 dan hindari pupuk bahan kimia, tapi gunakan pupuk alami seperti kotoran kambing dan kelinci.

Melon golden termasuk jenis premium karena memiliki sejumlah keunggulan jika dibandingkan dengan jenis lokal. Mulai rasa, proses budi daya, hingga kebandelan tanaman itu. Bahkan, melon golden dapat dibudidayakan di dataran rendah dengan suhu panas sekalipun.

Tanaman melon sering kali diketahui hanya bisa dibudidayakan di dataran tinggi. Padahal, tanaman hortikultura itu juga bisa dibudidayakan di dataran rendah. Kesuksesan budi daya tanaman tersebut dapat terlihat pada pilot project Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya.

Baca juga:

Memanfaatkan lahan seluas 300 meter persegi, mereka melakukan uji coba penanaman melon golden. Keberhasilan budi daya itu tak disangka sama sekali oleh mereka. Meskipun penanaman baru kali pertama dilakukan, jumlah panen mampu mencapai 450 kilogram pada Kamis (3/11) lalu.

Kesuksesan itu tak terlepas dari keputusan pemilihan bibit yang tepat. Mereka menggunakan varietas Alisha F1 yang dirasa cocok ditanam di dataran rendah. Selain itu, lebih tahan dari penyakit dan hanya memerlukan masa panen sekitar 70 hari. Melon golden memiliki rasa yang lebih manis dan renyah jika dibandingkan jenis lokal. ’’Termasuk melon hibrida atau hasil dari persilangan antarvarietas. Keunggulan utamanya lebih tahan dari hama penyakit,’’ terang Antiek Sugiharti, kepala DKPP Surabaya.

Buah berwarna keemasan itu memiliki beragam kandungan gizi yang baik. Misalnya, vitamin A, vitamin B6, ataupun selenium. Hal tersebut yang memutuskan DKPP Surabaya akan mengembangkan pilot project itu di tujuh lahan pemkot yang lain. Ada sejumlah tujuan yang dimiliki mereka.

Terkait gizi, tentu saja untuk penanganan anak stunting atau kekurangan gizi. Selain itu, untuk memberdayakan kelompok tani yang dikategorikan sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Serta, untuk menjaga ketahanan pangan agar tak terlalu bergantung dari daerah lain. ’’Ada peluang pasar yang cukup baik. Harganya bisa mencapai Rp 50 ribu kalau sudah di supermarket,’’ ungkapnya.

Satu bibit tanaman dapat menghasilkan tiga hingga empat buah secara bersamaan. Namun, ukuran buah yang dihasilkan akan menjadi lebih kecil. DKPP Surabaya pun memutuskan untuk mempertahankan satu buah yang dinilai memiliki kualitas terbaik. Para petugas pun telah terbiasa menentukan tanpa ada pakem tertentu. ’’Rasa yang dihasilkan tetap sama, baik dipotong ataupun tidak. Sesuai dengan keinginan saja,’’ tuturnya.

Teknik budi daya melon golden cukup sederhana. Hanya perlu ditanam di dalam tanah dan dilakukan penyiraman rutin dua kali sehari. Saat pagi dan sore. Kecuali saat tanaman sudah terkena hujan, tak perlu dilakukan penyiraman lagi.

Serta, jangan lupakan tahap pemupukan agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan buahnya lebih lezat. Pemupukan bisa dilakukan dua pekan sekali menggunakan pupuk organik. Uniknya, DKPP Surabaya memproduksi pupuk sendiri dari kotoran kambing dan kelinci.

Melon golden juga memiliki keunggulan lain, yakni lebih tahan dari hama dan penyakit. Biasanya, di daunnya terdapat bintik berwarna cokelat dan telur serangga. Jika sudah begitu, disarankan untuk memangkas area yang terjangkit.

Sebanyak 300 di antara 400 benih dikatakan berhasil pada saat panen perdana. DKPP Surabaya sebisa mungkin tidak menggunakan obat-obatan saat mengatasi hama dan penyakit. Mereka lebih memilih untuk memangkas dan membakar bagian tanaman yang terjangkit. “Kami menghindari penggunaan bahan kimia karena ini dikonsumsi masyarakat,” jelas Antiek.(*)

Reporter: jpgroup

Baca Juga

Update