Jumat, 26 April 2024

Penyakit Hemifacial Spasm, Wajah Merot Akibat Adanya Gangguan Saraf

Berita Terkait

Di tangan tim dokter ahli bedah saraf dari Kortex Brain and Spine berhasil melakukan live surgery bedah saraf terhadap pasien bernama Pinky (25). Ia adalah penderita Hemifacial Spasm (wajah merot). (f.istimewa)

batampos – Penyakit Hemifacial Spasm (wajah merot) akibat adanya gangguan saraf ini salah satu penyakit saraf ada berbagai macam. Penyakit Hemifacial Spasm yang berdampak pada wajah pasien mungkin masih awam di telinga masyarakat awam. Penyakit ini Karena adanya saraf yang lengket sehingga membuat wajah pasien tak simetris atau merot.

Di tangan tim dokter ahli bedah saraf dari Kortex Brain and Spine berhasil melakukan live surgery bedah saraf terhadap pasien bernama Pinky (25). Ia adalah penderita Hemifacial Spasm (wajah merot) dari Bandung, di RS JIH Jogjakarta, Sabtu (3/12). Operasi yang merupakan kegiatan CSR (Corporate social responsibility) ini sekaligus untuk menandai soft opening Clinic JIH Kortex yang hadir untuk melayani penanganan dan penyembuhan gangguan pada otak, saraf, dan tulang belakang.

Baca juga:Fashion Warna Merah dan Hijau Sambut Liburan Natal & Tahun Baru

Sebanyak 6 dokter ahli bedah saraf tergabung dalam Kortex physician network yaitu dr. Rachmat Andi, dr. Adiguno Suryo, dr. Dian Prasetyo, dr. M. Sofyanto, dr. Agus Anab, dan dr. Gigih Pramono.

Lalu apa itu Hemifacial Spasm (HFS)?

Adalah suatu penyakit yang dikarenakan terjadinya perlengketan antara saraf nomor tujuh yang berfungsi mengatur gerakan wajah dengan pembuluh darah pada otak. Akibatnya gerakan pada wajah menjadi tidak terkendali, wajah pasien menjadi merot.

Untuk memulihkan agar gerakan wajah normal kembali, tim dokter ahli dari Kortex melakukan operasi di area batang otak Herlina menggunakan proses medis microvascular decompression (MVD) dengan teknik operasi lubang kunci atau keyhole surgery. Operasi dilakukan dengan bantuan mikroskop khusus dan alat-alat monitoring di kamar operasi. Semua tindakan bisa disaksikan langsung di monitor TV oleh keluarga penderita dan juga bisa berdialog langsung dengan tim dokter (live surgery).

Keunggulan Operasi
waktu operasi jadi lebih pendek hanya 70 menit dan memperpendek waktu rawat inap di rumah sakit. Dengan demikian, dalam proses operasi saraf ini tidak diperlukan lagi melakukan pembukaan batok kepala, cukup membuat lubang kecil diameter satu sentimeter di belakang telinga pasien.

Melalui lubang kecil seukuran lubang kunci inilah tim dokter ahli Kortex memisahkan saraf nomor tujuh dengan memasang serabut teflon agar tidak lengket dengan pembuluh darah. Selain itu, lewat live surgery ini berguna untuk memberikan informasi dan edukasi tambahan kepada masyarakat bahwa dokter-dokter di Indonesia sudah sangat ahli dan profesional dalam melaksanakan operasi bedah saraf dengan risiko sangat minim.

“Juga untuk menghilangkan kesan di masyarakat bahwa melakukan operasi saraf itu sangat berbahaya,” kata dr. Rachmad Andi selaku dokter penanggung jawab pada operasi pagi hari ini.

Kortex Brain Spine telah melakukan operasi sebanyak 4.825 kali. Kasus yang ditangani antara lain Trigeminal Neuralgia (nyeri gigi dan separuh wajah), Hemifacial Spasm (wajah merot), Spondylosis Leher (saraf terjepit leher), Spondylosis Pinggang (saraf terjepit pinggang), tumor otak, stroke, dan lainnya. Layanan Kortex Brain Spine dilakukan oleh tim dokter dengan kompetensi tinggi, berpengalaman, dan berkomitmen untuk kesembuhan pasien. Didukung oleh komunitas Brain & Spine Indonesia yang telah memiliki lebih dari 45.000 anggota dan berkantor di Surabaya dan di Hongkong.

“Rumah Sakit JIH Jogjakarta sudah mampu memberikan layanan tersebut, sehingga pasien tidak perlu jauh-jauh dan membutuhkan biaya besar untuk mendapatkan penanganan masalah-masalah dibagian saraf, otak, dan tulang belakang,” tutup Presiden Direktur Rumah Sakit JIH Jogjakarta dr. Sari Kusumastuti Sp.A.(*)

reporter: jp group

Update