Senin, 30 September 2024

Mengandung 4 Asam Amino Esensial, Lidah Buaya Bisa Dipakai untuk Kurangi Risiko Stunting

Berita Terkait

Ilustrasi Lidah Buaya. (Racool_studio/Freepik)

batampos – Kandungan 4 asam amino esensial dalam lidah buaya ternyata bisa dipakai untuk mengurangti risiko stunting.

Keempat asam amino dalam lidah buaya tersebut, menurut Periset Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Sri Handayani antara lain valine, phenylalanine, leucin, dan
isoleucin.

Kemudian, lanjutnya, lidah buaya memiliki asam lemak tak jenuh ganda atau asam lemak omega-3, omega-6, dan omega-9 yang sangat dibutuhkan pada masa pertumbuhan.

Baca juga: Lidah Buaya Bermanfaat untuk Penderita Diabetes, Begini Fakta Ilmiahnya

“Omega-3 berperan dalam perkembangan otak, omega-6 berperan dalam pembentukan energi dan mencegah inflamasi, serta omega-9 berfungsi meningkatkan sensitivitas
insulin, dan penghambat penyakit neurodegeneratif, seperti alzheimer dan parkinson,” tutur Handayani.

Handayani memaparkan dalam 100 gram gel lidah buaya kering terkandung sekitar 3,7 gram kalsium. Kalsium berperan pada masa pertumbuhan tulang dan gigi, serta
mencegah osteoporosis. Selain itu tanaman asal Benua Afrika ini juga mengandung magnesium.

“Dalam 100 gram gel lidah buaya mengandung 0,5 gram magnesium. Magnesium berperan dalam keseimbangan cairan tubuh serta penting membantu penyerapan kalsium,”
tambahnya.

Saat ini, sebutnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan riset studi fungsionalitas bahan alam dan pangan fungsional.

Baca juga: Dianugerahi Gelar Doktor Kehormatan, Raffi Ahmad Malah Dikomen Negatif Netizen

Salah satu tanaman yang dikembangkan adalah lidah buaya (Aloe vera). Hal ini untuk menjawab isu strategis nasional di bidang ketahanan pangan dan pencegahan stunting.

Sri Handayani, memaparkan berbagai penelitian menunjukkan tanaman lidah buaya memiliki kandungan senyawa aktif, seperti asam amino esensial, asam lemak tak
jenuh, vitamin, dan mineral, yang bermanfaat bagi kesehatan.

“Oleh karenanya lidah buaya memiliki potensi tinggi untuk diolah menjadi produk pangan fungsional,” katanya melalui keterangan di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin (30/9).

Menurutnya, riset lidah buaya telah dilakukan sejak 2021. Dimulai dari pendampingan pengolahan Aloe vera menjadi minuman kemasan, hingga bubuk yang difortifikasi untuk
penanganan stunting yang diterapkan di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Saat ini pihaknya tengah melakukan riset lidah buaya, yang terkait dengan diversifikasi produk untuk kesehatan.

Baca juga: Kol Ungu untuk Kesehatan Tulang

Beberapa produk yang telah dihasilkan, ungkap Handayani, antara lain serbuk kering lidah buaya, non-dairy krimer mengandung Lidah Buaya, serta minuman granul kombinasi
lidah buaya dan rosela, di mana beberapa produk ini telah dipatenkan.

“Selain produk kesehatan, ke depan akan dilakukan riset lidah buaya terkait produk kosmetik dan nutrasetikal,” ujarnya. (*)

Sumber: Jpgroup

Update