Jumat, 26 April 2024

Mata Juling Ternyata Bisa Dioperasi

Berita Terkait

Ilustrasi seorang pasien menjalani operasi mata juling (Istimewa)

batampos– Mata juling adalah sebuah kondisi di mana bola mata tidak berada pada posisi yang sejajar satu sama lain. Kondisi ini seringkali membuat seseorang tak percaya diri. Ada pula sebagian yang mengalami bully karena kondisi ini.

Dalam keterangan resmi JEC, sebuah studi terbaru melaporkan prevalensi mata juling atau secara medis dikenal dengan strabismus secara global diperkirakan mencapai 1,93 persen. Angka ini menunjukan bahwa setidaknya 148 juta orang di seluruh dunia menyandang strabismus. Sementara, hasil pemeriksaan mata lengkap terhadap 3.009 anak usia 6-72 bulan di Singapura memperlihatkan bahwa 15 persen di antaranya mengalami strabismus.

Apa Penyebabnya?
Direktur Medik RS Mata JEC Kedoya Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K) mengatakan strabismus terjadi akibat gangguan atau kelemahan pada kontrol otak terhadap otot mata sehingga bola mata tidak berada pada posisi yang sejajar satu sama lain (neuromuscular weakness). Terjadinya strabismus pada anak juga berisiko pengaruhi perkembangan fungsi penglihatannya.

“Bahkan, tanpa penanganan yang tepat, penyandang strabismus bisa berisiko terkena mata malas (ambliopia) dan gangguan perkembangan binokularitas yakni gangguan pada pembentukan kemampuan penglihatan tiga dimensi/binokular,” ungkapnya baru-baru ini.

Stigma dan Bully
Menurutnya, penyandang mata juling tidak hanya berisiko terdampak dari sisi kesehatan penglihatannya saja. Strabismus juga memberi dampak yang menyulitkan penyandangnya mendapatkan hidup berkualitas. Masyarakat masih melihat penyandang strabismus sebagai kelompok yang berbeda.

“Prasangka, kesalahpahaman, dan perlakuan negatif akibat stigma yang keliru turut meningkatkan tekanan sosial yang mau tak mau sering penyandang strabismus alami,” paparnya.

Temuan lain, kata dia, menyebut penyandang strabismus berisiko mengalami gangguan mental 10 persen lebih tinggi. Mereka lebih rentan terhadap gangguan psikologis seperti keinginan bunuh diri, depresi, ansietas, fobia sosial, hingga skizofrenia.

“Setiap orang berhak mendapatkan penglihatan optimal dan hidup yang berkualitas. Penyandang strabismus juga tak berbeda, berkesempatan yang sama. Hidup mereka secara psikososial tak berhenti lantaran menyandang strabismus. Mereka harus kita dorong untuk bisa bangkit,” ujarnya.

Mata Juling Bisa Dioperasi
Salah satu solusi menangani masalah mata juling dapat dilakukan melalui operasi mata juling, sehingga mampu semakin berkembang dan maju menggapai masa depan yang lebih baik. Dokter Spesialis Mata dr. Darwan M. Purba, SpM(K) mengatakan mata juling bisa ditangani dan diperbaiki. (*)

reporter: antara

Update