Kamis, 25 April 2024

Laser LHP dan Radiofrekuensi Bisa Digunakan dalam Penanganan Wasir

Berita Terkait

Ilustrasi seorang pria terkena wasir (Pixabay)

batampos – Teknologi laser hemorrhoidoplasty (LHP) yang memiliki kelebihan seperti rasa nyeri minimal dipercaya bisa digunakan untuk mengobati Wasir atau hemoroid.

Menurut dokter spesialis bedah dr Mozart, Sp.B melalui keterangan tertulisnya, Senin, penggunaan laser ini juga memiliki risiko komplikasi pasca-tindakan minimal, risiko kekambuhan rendah, waktu tindakan dan proses penyembuhan cepat.

LHP merupakan tindakan bedah minimal invasive yang tidak melibatkan pemotongan jaringan hemoroid. Prinsipnya, energi laser akan dialirkan untuk mengempiskan hemoroid atau wasir. Mozart yang berpraktik di RS Kartika Pulomas dan Vena Wasir Center mengatakan tindakan ini bisa dilakukan pada semua jenis dan tingkat keparahan wasir dari derajat satu hingga empat.

BACA JUGA: Operasi Wasir dengan Ultrasonic dan RF, Pasien Sembuh Lebih Cepat

Selain menggunakan LHP, wasir juga dapat ditangani menggunakan radiofrekuensi (RF). Prinsip RF yakni memanfaatkan gelombang radio berfrekuensi tinggi yang kemudian dihantarkan melalui sebuah elektroda microfiber. Tindakan ini tidak menimbulkan rasa panas pada jaringan yang diberikan terhadap radiofrekuensi.

Menurut dokter spesialis bedah di Vena Wasir Center cabang TB Simatupang dr Retno Putri Arini, Sp.B, penggunaan radiofrekuensi (RF) memiliki keunggulan, antara lain memiliki waktu tindakan cepat hanya dalam hitungan menit dan nyeri minimal.

Selain itu, RF juga memungkinkan perawatan lebih mudah, komplikasi pasca-tindakan minimal dan proses penyembuhan cepat jika dibandingkan dengan konvensional.

“Jadi, untuk para pasien penderita wasir sekarang tidak perlu takut lagi melakukan pengobatan secara medis,” kata Retno.

Wasir atau ambeien adalah istilah populer dari penyakit hemoroid, yaitu membengkaknya pembuluh darah vena di sekitar anus dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup pasien.

Wasir termasuk penyakit pada anus yang paling sering dialami orang-orang dengan prevalensi tertinggi pada semua kelompok usia. Penyebabnya beragam antara lain kurangnya konsumsi makanan berserat, konstipasi, usia, keturunan.

Penyebab lainnya yaitu kebiasaan duduk terlalu lama, peningkatan tekanan abdominal karena tumor, pola buang air besar yang salah, hubungan seks melalui anal, kurangnya asupan cairan, kurang olahraga dan kehamilan.

Gejala utama wasir yakni perdarahan, nyeri, bengkak dan gatal pada anus, serta adanya feses yang berlendir. Namun, dalam beberapa kasus mungkin gejala yang muncul hanya satu atau bahkan ada beberapa gejala yang dapat muncul secara bersamaan.

Wasir menurut jenisnya terbagi dua yaitu wasir internal dengan tanda pembuluh darah yang membengkak dan tidak terlihat dari luar; dan wasir eksternal yakni pembengkakan pembuluh darah tampak dari luar dan terasa lebih nyeri.

Berdasarkan derajat atau tingkat keparahannya, wasir terbagi menjadi empat. Pada derajat satu, benjolan wasir terletak di dalam anus dan tidak bisa dilihat dari luar. Wasir derajat dua ditandai benjolan sudah mulai keluar dari anus ketika sedang buang air besar (BAB), namun masih bisa masuk kembali dengan sendirinya.

Wasir dengan derajat tiga biasanya benjolan yang muncul tidak lagi bisa masuk sendiri, harus dibantu dengan dorongan jari. Terakhir, pada derajat empat, benjolannya sudah tidak bisa masuk lagi ke dalam anus.

Retno mengingatkan sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah seseorang terkena wasir. Upaya ini antara lain menjalani pola gaya hidup sehat seperti makan makanan kaya serat, minum air putih, rutin berolahraga, tidak menunda BAB, menghindari kebiasaan duduk terlalu lama dan mengangkat benda berat. (*)

reporter: antara

Update