Kamis, 25 April 2024

Ini Alasan Badak jadi maskot Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri LSF

Berita Terkait

Maskot Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri berwujud badak Jawa yang mengenakan kaus kuning bertuliskan “Tontonlah Sesuai Usia”. Maskot ini hadir dalam bentuk boneka berukuran besar dan cinema standee yang dipasang di area di area Bioskop Sadar Sensor Mandiri yang berada di bawah naungan Gabungan Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

batampos- Badak Jawa dipilih jadi maskot Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri Lembaga Sensor Film (LSF). Ini karena badak Jawa memiliki sifat dasar hewan itu yang cocok dengan nilai-nilai literasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat.

“Badak Jawa hewan yang kokoh, cepat berlari. Kami ingin melakukan masifikasi, percepatan agar nilai-nilai budaya sensor mandiri menonton sesuai klasifikasi usia penonton itu cepat sampainya di masyarakat,” kata Ketua Komisi III Bidang Hubungan Antarlembaga dan Kerja Sama LSF Naswardi di Jakarta, Senin (5/9).

Hasil survei nasional LSF pada tahun 2021 menunjukkan sekitar 25,4 persen penonton di Indonesia yang memperhatikan atau mematuhi klasifikasi usia.

BACA JUGA: 40.638 Judul Film Lulus Sensor Sepanjang Tahun 2021

Sifat lain badak Jawa, sambung Naswardi yakni memiliki kepedulian tinggi yang dibuktikan dengan insting sang hewan selalu menempatkan anaknya di dekat kaki.

Menurut Naswardi, ini menunjukkan badak Jawa hewan yang memiliki karakter melindungi kelompok rentan dalam hal ini anak-anak.

Saat ini, tercatat sebanyak 83 juta anak di Indonesia yang merupakan penonton dan perlu mendapatkan edukasi, perlindungan, bimbingan dan pengawasan dari orang tua agar menonton sesuai klasifikasi usia mereka.

Naswardi menuturkan, badak Jawa termasuk hewan endemik asli Indonesia yang dilindungi karena populasinya terancam punah dan harus dikenalkan kepada masyarakat khususnya anak-anak.

Dalam kesempatan itu, Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan maskot badak Jawa diwujudkan dalam sosok lucu yang mengenakan celana biru dan kaos kuning bertuliskan “Tontonlah Sesuai Usia”.

Maskot ini hadir dalam bentuk boneka berukuran besar dan cinema standee yang dipasang di area Bioskop Sadar Sensor Mandiri yang berada di bawah naungan Gabungan Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), diawali dengan pemilihan beberapa bioskop di Jakarta dan sekitarnya sebagai percontohan.

“Untuk kampanye kita kepada masyarakat sehingga ketika penonton melihat ini di lobi, atau tempat ticketing langsung menyadari kalau menonton harus sesuai klasifikasi usia,” kata dia.

Tak hanya maskot, LSF juga menghadirkan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang ditampilkan sebelum pertunjukan film untuk mengingatkan para penonton tentang pentingnya memilih tontonan sesuai usia.

Selain itu, ada juga poster berisi imbauan dan panduan penggolongan usia penonton akan ditampilkan di gedung Bioskop Sadar Sensor Mandiri.

LSF dan GPBSI juga memberikan edukasi dengan menempatkan Buku Saku Panduan Film yang dapat dibaca oleh setiap pengunjung bioskop.

Buku Saku Panduan Film ini terdiri dari dua jenis, yaitu Panduan Film Nasional dan Panduan Film Impor yang masing-masing berisi informasi mengenai film, seperti genre, kandungan film, produksi, peruntukkan usia, dan sinopsis film. (*)

reporter: antara

Update