batampos – Menerapkan mindful parenting saat mengasuh anak, penting.
Mindful parenting adalah pendekatan pengasuhan yang menekankan hadir untuk
anak, fokus pada right here right now. Demikian dijelaskan psikolog klinis anak dan
remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi dikutip ANTARA.
Kata-kata kunci yang harus dipahami orang tua dalam menerapkan mindful
parenting adalah sadar penuh atau fokus sini kini. Selain itu, orang tua hendaknya
menerima dan tidak menghakimi anak.
”Jadi benar-benar fokus pada apa yang diperlihatkan anak sehingga tahu apa yang
dibutuhkan anak,” kata psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas
Indonesia (LPT UI) tersebut, Sabtu (11/2).
Baca juga: Ciri-ciri Gangguan ADHD pada Anak
Menurut Vera, terdapat tiga kunci untuk dapat menerapkan mindful parenting.
Kunci pertama adalah sadari, yang berarti orang tua harus menyadari apa yang
terjadi pada diri sendiri baik itu berupa pikiran, emosi, serta rasa tubuh.
Langkah selanjutnya yaitu pause atau henti sejenak yang berarti menarik napas
dalam-dalam yang dapat dilakukan dengan teknik grounding. Terakhir, pilih
tindakan antara mana yang tetap menjadi dorongan dan mana yang dilakukan.
Mindful parenting bukan berarti orang tua harus hadir 24 jam penuh bersama anak.
Menurut psikolog anak dan keluarga Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd, hadir
yang dimaksud adalah orang tua harus lebih menyadari momen yang dilalui saat ini
juga ketika bersama anak.
“Tips secara yang gampang adalah kalau lagi ngobrol sama anak, ya, ngobrol,
jangan main handphone. Kalau kita lagi kerja, ya, kita mindful working, kita kerja
pikirannya jangan ke mana-mana. Lalu pada saat kita sama anak, ya, pikirannya
jangan ke mana-mana,” katanya.
Dengan menerapkan mindful parenting, menurut Rosdiana, anak akan merasa
bahwa orang tuanya memang hadir penuh untuk mereka. Anak juga akan merasa
dimengerti dan diterima.
Rosdiana juga mengatakan bahwa mindful parenting bertujuan untuk mengenal
anak secara lebih jauh sehingga orang tua dapat membantu mengembangkan
potensi mereka dengan baik.
“Harapannya adalah si anak itu juga nanti besarnya jadi anak yang mindful. Karena
kan dia belajar dari kecil kalau orang itu selalu hadir, memang hadir dan sadar
penuh pada saat bersama dengan mereka,” kata dia.
Walau terkadang orang tua kerap menemui kegagalan ketika hendak menerapkan
mindful parenting, menurut Rosdiana hal tersebut wajar. Yang terpenting, orang tua
terus berlatih dan belajar.
“Parenting itu, sih, kalau menurut saya, biarpun dia mindful tetap trial and error.
Ada yang harus kita coba,” ujar dia.
“Karena kan bisa jadi apa yang kita lakukan, misalnya kita mindful, kita berusaha
menghibur anak kita. Satu kalimat buat si kakak, belum tentu itu menghibur buat si
adik karena karakter dia beda. Jadi, harus dicoba,” kata Rosdiana. (*)
Reporter: Antara