batampos – Ada makanan tertentu yang ternyata tidak boleh dikonsumsi ibu hamil selama masa kehamilannya.
Ikan dan daging meski mengandung nutrisi baik, harus dihindari ibu hamil jika memasaknya kurang matang.
Alih-alih akan memberikan nutrisi baik, ikan atau daging mentah yang dikonsumsi selama kehamilan bisa menimbulkan infeksi dan akan berbahaya untuk ibu hamil dan janin yang
dikandung.
Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk Pemicu Penuaan Dini
Selain itu, ibu hamil juga disarankan supaya membatasi konsumsi kafein dan makanan olahan.
Penting untuk menjaga pola makan yang baik selama kehamilan, guna memastikan kamu dan bayi memperoleh nutrisi yang cukup. Ini mungkin berarti kamu harus menghindari beberapa makanan favorit, seperti sushi, kopi, atau steak yang dimasak setengah matang.
Beberapa makanan yang harus dihindari ibu hamil supaya tidak berdampak buruk bagi kehamilan.
1. Ikan setengah matang atau mentah
Ikan mentah, terutama kerang, berisiko tinggi mengandung bakteri atau parasit berbahaya seperti norovirus, Vibrio, Salmonella, dan Listeria.
Ikan mentah dapat terkontaminasi selama proses penanganan, penyimpanan, atau pemrosesan, termasuk ketika pengasapan atau pengeringan.
Infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme ini dapat menyebabkan dehidrasi dan kelemahan pada orang dewasa, dan beberapa jenis infeksi bahkan bisa menular melalui plasenta ke bayimu, meskipun kamu tidak menunjukkan gejala.
Infeksi ini berpotensi meningkatkan risiko kelahiran prematur, keguguran, lahir mati, dan masalah kesehatan serius lainnya, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). CDC juga menyatakan bahwa risiko terinfeksi Listeria bisa hingga 10 kali lebih tinggi selama kehamilan dibandingkan pada waktu lain.
Baca juga: Ini Pedoman Berjalan Kaki Sesuai Usia
2. Daging setengah matang atau mentah
Mengonsumsi daging yang kurang matang atau mentah dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri atau parasit, seperti Toksoplasma, E. coli, Listeria, dan Salmonella yang berbahaya
bagi kesehatanmu dan bayi. Sebagian besar bakteri berada di permukaan daging utuh, namun beberapa juga bisa berada di dalam serat otot.
Beberapa potongan daging utuh, seperti tenderloin atau ribeye dari sapi, domba, atau sapi muda, bisa aman apabila dimasak dengan benar. Namun, daging harus tetap utuh dan bagian luar matang sempurna. Selama kehamilan, hindari daging yang kurang matang. Daging cincang, roti daging, burger, daging babi, dan unggas harus selalu dimasak sepenuhnya.
3. Daging olahan dan deli meat
Hot dog, daging makan siang, pepperoni, dan daging deli berisiko terkontaminasi bakteri selama pemrosesan. Daging yang diawetkan belum dimasak dan dapat mengandung bakteri atau parasit. Selain itu, daging olahan sering tinggi natrium dan lemak jahat. Sebaiknya hindari daging deli dan pastikan daging olahan, seperti sosis, dimasak matang.
Baca juga: Punya Rasa yang Manis, Ubi Jalar Ternyata Bisa Mengendalikan Gula Darah
4. Telur mentah
Telur mentah punya potensi terkontaminasi bakteri Salmonella yng bisa memicu infeksi yang cukup serius. Infeksi Salmonella umumnya ditandai dengan gejala seperti demam, mual, muntah, kram perut, dan diare. Infeksi ini juga dapat memengaruhi kehamilan, karena bisa mengakibatkan kontraksi pada rahim.
Kondisi tersebut berisiko memicu kelahiran prematur atau bahkan keguguran. Maka dari itu, sangat penting untuk menghindari konsumsi telur mentah atau setengah matang,
terutama bagi ibu hamil, guna mengurangi risiko infeksi dan komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
5. Tauge mentah
Tauge mentah, seperti alfalfa dan semanggi, rentan terhadap kontaminasi Salmonella sebab lingkungan lembap yang dibutuhkan untuk tumbuh. Menurut FDA, karena sulit
menghilangkan bakteri ini, sebaiknya hindari mengonsumsi kecambah mentah. Kecambah aman dikonsumsi jika dimasak.
6. Buah dan sayur yang tidak dicuci
Buah dan sayuran yang tidak dicuci atau dikupas dapat terkontaminasi bakteri dan parasit seperti toksoplasma, E. coli, salmonella, dan listeria yang bisa berasal dari tanah atau
penanganan. Kontaminasi ini bisa terjadi sepanjang proses produksi hingga penjualan.
Toksoplasma, misalnya, dapat menginfeksi makanan nabati dan berisiko menular melalui plasenta, menyebabkan masalah penglihatan atau kesulitan belajar pada bayi. Guna mengurangi risiko infeksi, pastikan untuk mencuci, mengupas, atau memasak buah dan sayuran sebelum dikonsumsi.
Baca juga: aespa Sapu Bersih Empat Piala Korea Grand Music Awards 2024
7. Produk susu yang tidak dipasteurisasi
Susu mentah dan produk susu yang tidak dipasteurisasi bisa mengandung bakteri berbahaya seperti Listeria, Salmonella, E. coli, dan Campylobacter yang dapat menimbulkan keracunan makanan. Infeksi ini berpotensi membahayakan nyawa bayi yang
belum lahir.
Bakteri ini bisa muncul secara alami atau karena kontaminasi selama pengumpulan atau penyimpanan. Pasteurisasi membunuh bakteri tanpa merusak kandungan gizi produk.
Untuk mengurangi risiko infeksi, konsumsi hanya produk susu yang telah dipasteurisasi.
8. Makanan olahan
Makanan olahan biasanya rendah nutrisi dan tinggi kalori, gula, serta lemak tambahan yang dapat meningkatkan risiko penambahan berat badan. Selama kehamilan, tubuh
membutuhkan asupan nutrisi penting seperti protein, folat, kolin, dan zat besi.
Penambahan berat badan penting, tetapi kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko komplikasi persalinan dan obesitas pada anak.
Pilih makanan kaya protein, sayuran, buah, lemak sehat, dan karbohidrat berserat tinggi seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. Cobalah cara baru menambahkan sayuran tanpa
mengurangi rasa. (*)
Sumber: Jpgroup