batampos – Penyanyi Atiek Prasetyawati atau lebih dikenal dengan nama Atiek CB mengalami gangguan mental sejak kecil, tepatnya saat masih duduk di bangku kelas 2 SD. Dia pun mengakui sempat mengalami kepanikan hingga ada semacam dorongan dari dalam diri untuk melakukan bunuh diri.
Setelah memasuki usia dewasa, Atiek CB mulai mengetahui kalau apa yang dialaminya itu merupakan mental illness atau gangguan mental. Dia pun melakukan pengobatan dengan mengonsumsi obat setelah tinggal di Amerika Serikat bersama keluarganya.
Yang cukup mengejutkan, ternyata di keluarga Atiek CB juga banyak yang mengalami permasalahan yang sama. Termasuk kedua anaknya.
Baca Juga: Pamer Kemesraan dengan Pria Muda , Nathalie Holscher Tuai Hujatan Netizen
“Aku depresi dari aku kecil. Ibuku gitu, kakekku juga gitu. Nenek dari bapakku dulu sampai dipasung. Dua anakku juga mengalaminya, harus minum obat,” kata Atiek CB saat ditemui di bilangan Mampang Jakarta Selatan, Selasa (5/9).
Menurut Atiek CB, anaknya lebih parah dibandingkan dirinya. Kedua anaknya harus menggunakan dosis obat yang lebih tinggi dibandingkan Atiek CB.
“Anakku yang pertama Bipolar tipe 1. Anak yang kedua mengalami Borderline Personality Disorder, itu lebih parah dari Bipolar,” katanya.
Menangani dua anak yang mengalami gangguan mental disebut Atiek CB sungguh sangat tak mudah. Namun dia harus menghadapi kenyataan ini walaupun terasa pahit.
“Anakku yang nomor dua sampai menciderai diri sendiri,” papar Atiek CB.
Minta Masyarakat Tak Remehkan Mental Illness
Atiek CB juga meminta masyarakat untuk tidak meremehkan mental illness. Belum lama ini, viral di media sosial seorang ibu bersama bayinya nyaris melakukan aksi bunuh diri. Kejadian tersebut terjadi di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (2/9). Kapolsek Pasar Minggu Kompol David Pratama Purba mengatakan bahwa percobaan bunuh diri ini berhasil digagalkan petugas stasiun. Ibu yang hendak bunuh diri bersama anaknya tersebut diduga mengalami stres.
Atiek CB melihat, gangguan mental memang lebih banyak terjadi di kota-kota besar. Itu bisa diakibatkan tekanan pekerjaan, kemacetan, atau yang lainnya.
“Sekarang ini mental illness banyak menghinggapi anak-anak muda, depresi, terutama di kota-kota besar,” kata Atiek CB yang sudah lama tinggal di Amerika Serikat bersama suami dan anak-anaknya, saat ditemui di bilangan Mampang Jakarta Selatan, Selasa (5/9).
Pernyataan Atiek CB ini sejalan dengan hasil sebuah penelitian seperti dilansir dari Halodoc. Dalam laman tersebut dinyatakan, dibandingkan dengan penduduk perdesaan, penduduk si perkotaan 21 persen lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan dan 39 persen lebih mungkin mengalami gangguan mood.
Menurut Atiek CB, gangguan mental harus diberi perhatian yang cukup serius oleh pemerintah. Tema ini juga harus lebih banyak dibicarakan dan jangan dianggap sebagai hal tabu.
“Kalau aku atau teman-teman yang lain lebih terbuka, membuat inspiring orang lain untuk lebih terbuka. Kalau kita konsul kadang terstigma,” tuturnya. (*)
Reporter: jp group