Kamis, 28 Maret 2024

Anak Idap Tantrum, Orang Tua Butuh Ketenangan Mengasuhnya

Berita Terkait

Sarat Nutrisi, Kurma Cocok Dikonsumsi Setiap Hari

Tips Atasi Kulit Kering Saat Puasa

Ilustrasi anak tantrum. (ANTARA/HO/Pexels)

batampos-Butuh ketenangan ekstra orang tua untuk menangani anak dengan tantrum atau ledakan emosi akibat masalah emosional.

“Langkah pertama sadari emosi anak apa. Oh dia marah, dia mulai teriak-teriak, mulai guling-guling. Lalu langkah selanjutnya orang tua juga harus menyadari diri sendiri. Kalau ternyata emosi kita terpancing, penting ambil sedikit waktu untuk menenangkan diri,” kata Psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana, Rabu (9/11).

Sambil mencoba menenangkan diri, orang tua bisa memindahkan posisi anak yang tantrum ke tempat yang lebih aman.

Vera mencontohkan jika situasinya anak tantrum di tempat terbuka dan ramai dengan orang, maka orang tua bisa membawa anak ke tempat yang lebih sepi sehingga ledakan emosi yang dialami anak tersebut tidak mengganggu orang lain.

BACA JUGA: Literasi Digital Perlu Ditingkatkan, Peran Orang Tua Diperlukan untuk Pengawasan

Setelah anak mulai tenang, orang tua yang sudah tenang dan netral secara emosi bisa mulai membantu anak untuk memahami emosi yang dirasakan.

“Ini langkah yang penting agar tantrumnya berkurang. Jelaskan pada anak emosi yang dirasakannya dengan kata-kata. Misal ketika anak teriak-teriak karena mainannya tidak dibelikan, orang tua bisa menjelaskan emosi yang dialami anak itu disebut dengan marah,” ujar Vera.

Ketika anak bisa mengetahui jenis emosinya, orang tua bisa melanjutkan langkah berikutnya dengan memberitahu bahwa emosi tersebut ada dan orang tua bisa memahaminya.

Sebagai langkah terakhir orang tua juga bisa memandu anak untuk menyalurkan emosi itu dengan cara yang tepat.

Misalnya ketika anak marah karena keinginannya tidak terpenuhi, ia bisa memberitahu pada ibunya dengan berbicara seperti biasa “Saya sedang marah”.

Cara itu akan membantu anak menjadi terbiasa menyampaikan emosinya tanpa perlu melakukan hal tidak menyenangkan seperti melempar barang atau berteriak-teriak.

“Langkah-langkah ini perlu dilakukan berulang kali. Dengan begitu lambat laun anak pun bisa menemukan cara untuk mengekspresikan emosinya dengan lebih baik tanpa perlu mengalami tantrum,” tutup Vera. (*)

reporter: antara

Update