batampos – Bunda Iffet dan suaminya, mending H. Sidharta Manghurudin Bin Soemarno, punya kontribusi besar bagi grup band Slank. Keduanya memberikan dukungan sangat luar biasa agar para personel Slank bisa terus berkarya melewati masa-masa sulit pada zaman dulu.
Setelah Slank menjadi grup musik kenamaan di Tanah Air, Sidharta ayah Bimbim Slank selalu menyampaikan pesan untuk Slank. Salah satu pesannya, meminta agar Slank untuk tetap menjaga sikap kritis.
“Hal yang selalu ditekankan ke kami bahwa Slank harus tetap kritis, itu yang selalu dia omongin setiap di meja makan,” kata Bimbim usai acara pemakaman ayahnya, Sidharta, di TPU Karet Bivak Jakarta, Selasa (5/3).
Lebih lanjut dia bercerita, dalam sejumlah konser Slank, mendiang ayahnya selalu membeli tiket sendiri dan nyaris tidak mau yang gratisan. Kadang-kadang almarhum berada di depan panggung mau berdesak-desakan dengan para Slankers untuk menikmati aksi panggung grup musik yang bermarkas di Gang Potlot, Duren 3, Jakarta Selatan.
“Pernah suatu saat papa nggak ngomong tiba-tiba ada Slanker bilang, ‘Aku ketemu Pak Sidharta jatuh’, dibantu sama Slankers. Karena dia nggak bilang saat nonton di Ancol, nonton di paling belakang, kedorong-dorong,” paparnya.
Bimbim mengaku bahwa dirinya kerap mendapat cerita semasa ayahnya hidup tentang situasi negeri mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Reformasi. Dari cerita ayahnya tersebut, Bimbim selalu mendapat suntikan semangat untuk terus mencinta NKRI dan menjaga nasionalisme.
“Itu yang selalu ditanamkan ke anak-anak,” papar Bimbim.
Ayah Bimbim Slank, H. Sidharta Manghurudin Bin Soemarno, meninggal dunia tadi malam sekitar pukul 21.27 WIB. Almarhum mengembuskan napas terakhir di usia 88 tahun di Rumah Sakit Asri Jakarta.
Jenazah Sidharta dimakamkan hari ini, Selasa (5/3), di TPU Karet Bivak, Jakarta. Prosesi pemakaman dihadiri sejumlah personel Slank, keluarga, dan sejumlah sahabat. (*)
Sumber: JP Group