batampos – Jika anak menelan benda asing, orang tua jangan panik. Hal ini
diungkapkan Dokter spesialis anak ahli gastro-hepatologi anak Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Prof. Dr. dr. Pramita Gayatri, Sp.A(K).
”Orang tua jangan panik dan tenangkan diri jika mendapati anak menelan benda
asing. Jika tidak tahu cara penanganan secara mandiri, cari bantuan orang lain
dan segera ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat,” ujar Pramita.
Dokter lulusan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan ada beberapa cara yang
orang tua bisa lakukan di rumah jika mendapati anak menelan benda asing.
Pertolongan pertama jika anak menelan benda berbentuk cairan dan berusaha
batuk, miringkan anak ke arah kanan. Jangan baringkan anak agar cairan asing
tersebut tidak masuk ke saluran pernapasan.
Jika memungkinkan, beri anak minum air putih untuk meluruhkan zat korosif
yang kemungkinan tertelan. Namun bila anak terlihat terus tersedak, segera
bawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Baca juga: Anak Tetap Miliki Risiko dari Paparan Rokok Elektrik
Selain itu, jika anak menelan benda bulat kecil, orang tua tidak perlu panik
berlebihan. Benda yang kecil akan mudah masuk ke kerongkongan hingga ke
lambung dan berakhir keluar lewat feses anak. Namun jika benda tersebut tajam
akan menyangkut di kerongkongan, akan menyebabkan anak menjadi tidak
nafsu makan karena ada rasa mengganjal dan menimbulkan bau tidak sedap dari
mulut.
“Kalau benda tajam dan tertelan menancap di kerongkongan lama-lama kalau
enggak ketahuan akan menimbulkan bau karena bernanah. Nafsu makan
berkurang, mual, air liur banyak keluar, bau tidak sedap keluar. Kalau benda cair
seperti air aki, pembersih motor, reaksi pertama di batukkan, karena ada rasa
asam. Cairan bisa lewat kerongkongan ke lambung, baru ada gejala sakit perut,”
ucap Pramita.
Pramita memberikan beberapa tips untuk orang tua agar anak tidak menelan
benda asing yang ada di sekitar rumah. Hal pertama yang harus diperhatikan
adalah menjauhkan benda berbentuk cairan atau bubuk dari jangkauan anak.
Selain itu, jangan tempatkan benda-benda asing di tempat yang menarik
perhatian anak seperti botol warna-warni.
Kedua, beli mainan sesuai tumbuh kembang dan usia anak. Untuk balita, beri
mainan yang lebih besar dari mulutnya dan pastikan tidak tajam, tidak
mengandung pewarna yang mudah luntur, karena di usia satu sampai lima tahun
anak akan sering memasukkan sesuatu ke dalam mulut sebagai bagian dari
perkembangannya. Untuk anak yang lebih besar, ia menyarankan untuk tidak
membeli mainan yang bisa dibongkar pasang.
“Untuk remaja yang berhijab jangan menaruh pentul di mulut, taruh di tempat
yang bisa disimpan. Simpan benda-benda yang mudah masuk mulut dengan
hati-hati, kalau perlu jauh dari jangkauan,” jelasnya.
Jika ragu, sebut Pramita, orang tua bisa langsung membawa anak ke RS guna
meminimalisasi kelainan akibat menelan benda asing. Segera bawa ke Instalasi
Gawat Darurat (IGD), nantinya, dokter akan mendeteksi dengan cepat
kegawatdaruratan pasien dalam waktu 30-60 detik yang disebut primary survey.
Baca juga: Pakar Pendidikan Ingatkan Pentingnya Anak Bermain
“Kalau curiga anak tertelan benda asing, benda tajam atau mainan atau benda
cair sebaiknya bawa ke RS. Kalau rumah jauh dari RS tapi dekat Puskesmas tetap
bawa saja, mereka sudah diberikan pengetahuan untuk menangani itu,” katanya
dilansir dari ANTARA.
Saat penanganan di rumah sakit, orang tua atau pendamping anak harus
menceritakan secara detail apa yang terjadi kepada dokter. Ini diperlukan agar
tata laksana yang dilakukan sesuai dengan panduan penanganan tertelan benda
asing.
Salah satu tata laksana di rumah sakit yang bisa dilakukan adalah endoskopi
saluran cerna. Tindakan ini dilakukan jika benda asing tersebut sudah masuk ke
dalam lambung atau usus, untuk melihat dampak yang bisa terjadi agar tata
laksana optimal dan ideal.
“Ketika benda asing baik cair maupun padat, tajam atau tumpul, kalau masih
berada di kerongkongan sampai lambung akan bisa diambil, tapi dengan
endoskopi bisa melihat dengan jelas apa saja dampak tertelan benda asing
tersebut sehingga bisa memberikan tata laksana yang optimal dan ideal,” kata
Pramita.
Dokter Pramita menyebut kasus anak menelan benda asing paling sering terjadi
pada usia satu sampai lima tahun. Klasifikasi benda asing yang dimaksud bisa
berupa benda cair seperti air aki, atau detergen baik bubuk maupun cair. Ia juga
menyebut kasus yang paling sering ditanganinya adalah anak yang menelan
mainan seperti balok kecil, peluru berbentuk bulat atau kapsul, koin dan baterai.
(*)
Reporter: JPGroup