batampos – Tips bagi ortu saat anak mulai kasar dan agresif penting diketahui. Tentunya agar bisa mencegah hal yang lebih berbahaya di mendatang.
Kekerasan dan sifat agresif yang dilakukan oleh anak dan remaja dipicu oleh berbagai faktor. Pola asuh, faktor lingkungan, hingga keluarga berperan penting dalam membentuk mental dan karakter seseorang.
Psikiater, Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor dr. Lahargo Kembaren, SpKJ menjelaskan, perilaku kekerasan atau agresivitas adalah sebuah proses yang kompleks yang terjadi di dalam otak. Apa yang terjadi dalam otak adalah proses neurobiologi yang menyebabkan suatu perilaku kekerasan terjadi.
Pertama, top down (brake atau rem) adalah bagian otak di area pre-frontal cortex, yang berfungsi sebagai pembuat keputusan, kontrol diri. Kedua, bottom up (drive atau gas) adalah bagian otak di daerah amigdala, yang berfungsi sebagai pusat emosi, belajar perilaku.
Baca juga:Venilia Agik Senang Jadi Host Olahraga
“Di dalam area otak ini terdapat struktur, sirkuit saraf, neurotransmiter (zat kimia di otak) dan proses fisiologisnya. Kerusakan pada sirkuit saraf di otak ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pada dua area otak tersebut,” katanya kepada JawaPos.com baru-baru ini.
Pemicu Perilaku Kekerasan
Berbagai faktor dapat memicu perilaku kekerasan. Misalnya genetik dalam keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan.
Adanya tumor otak, trauma kepala. Gangguan metabolik, penyakit fisik. Pemakaian alkohol, narkoba.
Riwayat menjadi korban perlakuan kekerasan, baik verbal, fisik, seksual. Menyaksikan perilaku kekerasan dalam kehidupan sehari hari, di rumah atau lingkungan sekitar.
“Menjadi korban bullying, paparan media mengenai kekerasan, film, games, tontonan youtube, TV, medsos, hingga stresor psikososial dalam kehidupan sehari hari seperti masalah keuangan, pertengkaran, perceraian, pendidikan, PHK, situasi tempat tinggal,” katanya.
Jenis Perilaku Kekerasan
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), beberapa gangguan kejiwaan yang ditandai adanya agresivitas pada anak. Jenis perilaku kekerasan oleh anak dan remaja yang perlu diwaspadai adalah temper tantrum, berkelahi atau tawuran, ancaman verbal untuk menyakiti, bahkan membunuh.
Agresi fisik pada orang seperti memukul, menjambak, dan menendang. Hingga agresi fisik pada benda seperti merusak barang, membanting, menendang barang, menggunakan senjata, menyiksa binatang, bermain api, membakar, dan vandalisme
“Adanya perilaku itu menjadi alarm bagi kita semua ada ‘sistem’ yang tidak pas pada anak ini dan perlu dilakukan intervensi segera agar tidak menimbulkan hal yang membahayakan,” ungkap dr. Lahargo.
Tips Mencegah dan Pesan untuk Orang Tua
Menurutnya, orang tua memegang peran penting terhadap munculnya perilaku kekerasan oleh anak. Pastikan anak tidak terpapar oleh berbagai peristiwa atau tontonan kekerasan yang dapat mengganggu otaknya sehingga muncul perilaku yang tidak diharapkan.
“Berikan kasih sayang dan miliki ikatan emosi yang baik dengan anak. Tingkatkan komunikasi dengan anak sehingga orang tua dapat menjadi tempat anak berbagi saat mereka mendapatkan kesulitan, kebingungan dan frustasi dalam hidupnya. Sekolah, lingkungan, dan masyarakat sekitar pun punya tugas yang sama. Mari kita hilangkan perilaku kekerasan di sekeliling kita,” tutupnya.
(*)
Reporter: jpgroup