Jumat, 29 November 2024

Ada Fenomena Pegawai di Kota Besar Banting Setir jadi Petani di Desa

Berita Terkait

8 Kebiasaan Buruk Pemicu Penuaan Dini

Foto dokumen: Petani memanen kopi. (ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN)

batampos- Banyak pekerja di kota-kota besar di Indonesia yang membanting setir menjadi petani untuk menyuburkan UMKM di tanah kelahiran mereka.

“Fenomena yang orang mungkin tidak banyak diketahui adalah dengan ramainya Coffee Shop di Indonesia, membuat banyak orang yang kerja di kota besar untuk pulang kembali ke daerah asalnya untuk membentuk koperasi di tanah kelahirannya masing-masing,” ungkap Pendiri Initial Coffee Roaster Surabaya Ivan Hartanto , Selasa (18/10).

Fenomena ini berbanding terbalik dengan yang ada di negara bagian Amerika, yang justru mereka malah untuk bekerja sebagai petani, dan banyak memilih untuk bekerja di kota-kota besar di sana.

BACA JUGA: Ini Tips dr Henky Menyeduh Kopi tanpa Kurangi Khasiatnya

“Tren ini belakangan hanya ada di Indonesia, orang luar negeri sana mereka tidak mau jadi petani, mereka lebih suka kerja di kota besar seperti di Mexico dan lainnya,” kata dia.

Dengan adanya tren yang seperti ini, justru akan memberikan banyak manfaat bagi para petani lokal untuk semakin eksis di berbagai lahan yang mereka tekuni dan salah satunya adalah petani kopi.

Dengan banyaknya pegawai kota-kota besar yang sadar pentingnya industri pertanian di tanah kelahiran mereka, justru akan memberikan banyak kelebihan dan juga jangkauan bagi para produsen mengembangkan produknya ke luar kota hingga luar negeri dengan memanfaatkan teknologi yang mereka kuasai.

“Dari situ kita bisa komunikasi dan kenal dengan mereka. Bahkan, banyak petani yang memang lulusan sarjana S1 bahkan S2,” tutur dia.

Sebagaimana diketahui bersama, Tokopedia mencatat bahwa pada semester I 2022 terdapat kenaikan jumlah transaksi dan pembeli, khususnya di Surabaya yang mencapai hampir 1,5 kali lipat.

Dalam hal ini, Initial Coffee Roaster Surabaya juga telah banyak menjalin kerjasama dengan para petani lokal mulai dari 750 hingga 1000 petani kopi setiap tahunnya dan tanpa perantara.

“Hal itu kami lakukan untuk memberikan manfaat langsung dari apa yang mereka sudah kerjakan selama ini,” tutup dia. (*)

reporter: antara

Baca Juga

Update