Batampos – Tak mau terlihat botak, Gitaris Padi Reborn Piyu menjalani transplantasi rambut untuk mewujudkan gaya rambut panjang kesukaannya.
Piyu mengaku belakangan ini mengalami berbagai masalah rambut seperti rontok, garis rambut yang mundur, dan kepala yang mulai botak.
Sebelum ada transplantasi rambut, Piyu kerap mengakalinya dengan memakai topi. Dia juga memangkas pendek rambutnya agar terlihat natural saat memakai topi.
“Sampai saya pikir mau pakai topi apa lagi ya, karena sudah pakai segala macam, pakai vedora, pakai yang model apa pun saya sudah coba,” kata Piyu melalui keterangan resminya di Jakarta, Minggu (7/8).
Meski demikian, Piyu mengatakan dia tetap merindukan rambut panjangnya. Pasalnya, rambut panjang merupakan gaya rambut yang paling dia senangi sebagai anak band.
“Banyak yang DM (direct message) minta rambut saya dipanjangin lagi. Saya juga pengin gondrong lagi, tapi enggak bisa,” ujar Piyu.
Namun, pemilik nama lengkap Satriyo Yudi Wahono itu kemudian menemukan bahwa transplantasi rambut bisa menjadi caranya untuk mengatasi kerontokan. Dia pun menemukan Farmanina Aesthetic & Hair Clinic dan melakukan transplantasi di sana.
“Aku menemukan Farmanina Aesthetic & Hair Clinic di Instagram. Dan kalau dilihat ternyata ini asyik banget, ini menarik, dan ternyata ini juga pertama kali di Indonesia untuk hair transplant. Bagi saya ini adalah sebuah solusi, jawaban untuk menangani masalah rambut saya,” imbuh Piyu.
Setelah menjalani transplantasi rambut di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, Piyu mengaku seperti menjalani sebuah lembaran baru.
“Saya berharap ini akan mengembalikan lagi karakter saya. Akhirnya semua berjalan dengan lancar dan saya nggak perlu beli topi lagi,” imbuh Piyu sambil tertawa.
Di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, transplantasi rambut Piyu ditangani langsung oleh pemilik klinik, dr. Farmanina, M.Bio (AAM), dan tenaga-tenaga ahli lainnya. Sebagai pemilik klinik, Farmanina telah menangani ribuan pasien transplantasi rambut dengan menggunakan metode DHI (Direct Hair Implantation) Medical Group sejak tahun 2016.
“DHI ini sekarang teknik yang terbaru dan yang terbaik. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi sekitar 97 persen. Kenapa lebih tinggi? Karena setiap folikel kita pilih yang bagus baru kita tanamkan,” jelas Farmanina.
Dia menambahkan, transplantasi rambut bukanlah operasi. Proses yang dilakukan dalam transplantasi rambut kepada pasien adalah teknik memindahkan jaringan dan akar rambut ke daerah yang terjadi kebotakan.
Metode DHI sangat memperhatikan standar kualitas termasuk Standart Operating Procedure (SOP), dan Total Care System (TCS) di semua proses untuk menjamin keamanan, kualitas dan hasil maksimal termasuk hingga pasca tindakan yang meliputi aspek medis, aspek psikologi, aspek matematis, dan aspek medical artistic.
Untuk calon pasien, Farmanina menganjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu secara jelas dan terbuka kepada dokter sebelum melakukan tindakan transplantasi rambut.
“Jadi jangan terburu-buru, tanyakan dulu semua dengan jelas, komunikasikan dulu dengan jelas, dan lihat juga jam terbang dokternya, sudah berapa banyak dia mengerjakan transplantasi rambut. Karena makin banyak yang dia kerjakan, makin bagus pekerjaannya,” pungkasnya.(*)
Reporter: Antara