batampos – Usai crazy rich abal abal Indra Kenz dan Doni Salmanan diamankan polisi terkait kasus penipuan, harta kekayaan Gilang Widya Pramana dan istrinya, Shandy Purnamasari, dipertanyakan netizen beberapa waktu belakangan ini.
Dari usaha yang dijalani, netizen tidak yakin harta Shandy dan Gilang yang melimpah sampai punya pesawat jet pribadi. Netizen menduga ada sosok di balik pasangan suami istri ini yang benar benar crazy rich. Kekayaan mereka sempat dirumorkan berasal dari konglomerat mendiang Henry Soetio yang meninggal pada 19 Juli 2021.
“Ada orang yang menggiring opini. Pertama, soal kedekatan saya dengan almarhum Koh Henry yang dianggap harta saya punya almarhum. Tapi ternyata dibuktikan sendiri (dibantah) oleh adiknya,” kata Juragan 99 dalam jumpa pers di bilangan Pancoran Jakarta Selatan Selasa (22/3) malam.
Baca Juga: Arafah Rianti Komika Terfavorit dan Sule Komedian Terfavorit, Ini Daftar Pemenang ICA 2022
Selain itu, juga sempat muncul rumor bahwa kekayaan Gilang dan Shandy berasal dari Kaji Edan atau Onny Hendro Adhiaksono, crazy rich asal Jagakarsa. Juragan 99 menegaskan dirinya tidak mengenal dengan Kaji Edan.
“Diteruskan lagi isunya soal Kaji Edan dan sudah dijawab sendiri sama yang bersangkutan, sama sekali tidak kenal. saya sendiri tidak pernah bertemu sama sekali dengan Kaji Edan,” paparnya.
Juragan 99 menegaskan, dana yang dimilikinya saat ini murni dari hasil kerja kerasnya sendiri. “Money Laundry atau apa, itu sama sekali tidak benar. Itu hasil usaha saya dan istri,” akunya.
Terkait kepemilikan jet pribadi yang sempat heboh menuai banyak atensi publik, Juragan 99 melalui kuasa hukumnya mengakui hal itu bukan milik pribadi Gilang dan Shandy Purnamasari.
Pengacara Arman Hanis mengatakan, pesawat jet pribadi yang sempat menampilkan J99 Corp memang bukan milik Gilang Widya Pramana. Jet pribadi itu hak penggunaannya dari hasil kerja sama kliennya dengan pihak lain.
“Mengenai pesawat jet itu, klien saya Gilang mempunyai hubungan kerja sama dalam waktu tertentu terkait pemakaian pesawat jet tersebut. Sekarang sudah selesai, pesawat itu tidak tahu lagi kemana. Perjanjiannya sudah berakhir,” tutur Arman Hanis.
Saat disinggung soal pernyataan Kementerian Perhubungan yang mengatakan pesawat jet tersebut tidak teregistrasi di Indonesia, Arman Hanis dan kliennya tidak mau ikut komenter. Sebab mereka menganggap hal itu bukan lah kewenangan mereka. Apalagi kontrak kerja sama Gilang dan Shandy sudah berakhir terkait pemakaian pesawat tersebut.
“Kalau itu, silakan ditanya sama yang mendatangkan pesawatnya,” ungkap Arman Hanis.(*)
Reporter: JP Group