Jumat, 26 April 2024

Kolam Ikan Pemisah dan Penghubung Bangunan

Berita Terkait

Tips Merawat dan Memberi Perintah Anjing Pudel

Tips Mengatasi Anak yang Mengalami Tantrum

Secara garis besar, rumah ini memang dibagi menjadi dua. Bahkan, atapnya terpisah. Namun, akses masuk dari pagar depan menuju garasi tetap menjadi satu, sebagai pengingat bahwa dua massa bangunan tersebut adalah satu kesatuan. FOTO-foto: Architectron

batampos – Setelah menikah, cukup banyak pasangan yang memilih (atau harus) tinggal bersama orang tuanya. Namun, setiap keluarga tentu memiliki privasi masing-masing. Bagaimana mengatasi hal tersebut melalui arsitektur sebuah hunian?

Tinggal bersama dalam satu lahan bukan berarti setiap keluarga tidak bisa memiliki kehidupan masing-masing. Salah satu caranya adalah melakukan pemisahan area seperti yang dilakukan Rony Hariadi dan Ria Hutari dari firma arsitektur Architectron dalam proyek 2 in 1 House. Sesuai dengan namanya, proyek tersebut seolah seperti dua massa bangunan yang dijadikan satu.

Misalnya, yang tampak pada sisi depan rumah di kawasan Jakarta Utara tersebut. Secara garis besar, rumah itu memang dibagi menjadi dua. Bahkan, atapnya terpisah. Namun, akses masuk dari pagar depan menuju garasi tetap menjadi satu, sebagai pengingat bahwa dua massa bangunan tersebut adalah satu kesatuan. Di sisi samping, rumah yang terletak di area hook itu tampak seperti sebuah bangunan utuh biasa.

Memasuki bagian dalam rumah, mulai terasa pemisahan wilayah. Area yang dihuni orang tua dan pasangan muda tersebut memiliki akses masuk masing-masing. Dua area itu dipisahkan sebuah kolam ikan. Kolam tersebut terletak tepat di tengah bangunan yang juga berfungsi sebagai void.

Bagian atasnya dibiarkan terbuka agar sinar matahari, udara, dan air hujan bisa leluasa masuk. Namun, atap kolam dilapisi dengan kasa nyamuk untuk menghindari masuknya serangga.

’’Kolam itu, selain menjadi pemisah, diharapkan bisa meminimalkan nyamuk,’’ kata Ria belum lama ini.

Di sekeliling kolam ikan itu ada pintu lipat kaca yang bisa dibuka lebar. Dengan begitu, ruang keluarga di setiap area mendapatkan view yang sama dan seolah dihubungkan kolam tersebut.

’’Memang, kolam menjadi center of attraction rumah itu,’’ ujarnya.

Kendati demikian, dua area yang terpisah itu masih bisa diakses satu sama lain melalui jalan setapak yang dibangun di atas kolam tersebut. Meski setiap area memiliki kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi, dan pantri masing-masing, ada beberapa space yang dibuat untuk digunakan bersama-sama.

Misalnya, dapur di lantai 1 yang sengaja dibuat besar sebagai tempat berkumpulnya dua keluarga. ’’Setiap area punya pantri, tapi kalau dapur kotor jadi satu di situ,’’ jelas Ria. Ada juga ruangan tertentu di lantai 2 yang terhubung pada dapur dan rooftop.

Secara garis besar, rumah tersebut mengusung konsep modern tropis. Unsur tropis jelas terasa dari banyaknya bukaan. Terlebih, dua massa bangunan itu dibuat full detached atau tidak menempel dengan bangunan lainnya, termasuk rumah tetangga. Jadi, setiap sisi ruangan mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara alami dengan baik.

BACA JUGA: Vertical Garden Hidupkan Fasad Rumah Pejaten

Roof Garden
Rumah tersebut dilengkapi roof garden sebagai tempat untuk mengakomodasi passion pemilik rumah yang merupakan arsitek lanskap. Tanaman pada roof garden ditanam di dalam pot, bukan di tanah untuk menghindari kebocoran pada atap dan memudahkan mengganti jenis tanaman.

Tanaman Produktif
Pemilik rumah memilih jenis tanaman produktif, bukan hanya tanaman hias. Misalnya, buah-buahan dan sayur-sayuran. Bahkan, pemilik memiliki space khusus untuk menanam sayuran dengan teknik hidroponik.

Hadap Barat Bukan Masalah
Rumah yang menghadap barat cukup tricky karena akan terkena paparan kuat sinar matahari saat sore. Karena itulah, dibuatlah kanopi seba­gai shading. Bukaan dan jendela banyak ditempatkan di sisi utara dan selatan serta menghadap kolam ikan. Muka bangunan yang menghadap barat cenderung tertutup. (*)

Reporter: JP Group

Update